Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Singapura Siaga meski Risiko Penyebaran Mpox Masih Rendah

Rizky Bani Yusna , Jurnalis-Kamis, 22 Agustus 2024 |20:00 WIB
Singapura Siaga meski Risiko Penyebaran Mpox Masih Rendah
Penyebaran Mpox di Singapura masih rendah. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

MINISTRY of Health (MOH) Singapura menyatakan meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kembali Mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat global pada 14 Agustus 2024, namun risiko penyebaran varian di Singapura saat ini tetap rendah.

Seperti diketahui Mpox adalah nama lain dari monkey pox atau cacar monyet. Dunia internasional sudah mengubah istilah monkey pox menjadi Mpox karena kasus-kasus ini tidak selalu berhubungan dengan monyet.

Sebagaimana dirangkum dari Asiaone, Kamis (22/8/2024), hingga kini semua kasus Mpox yang terdeteksi di Singapura melibatkan varian clade II yang lebih ringan, termasuk 10 kasus yang dikonfirmasi sejak awal tahun ini.

Kasus Mpox di Afrika dan Langkah Global

Meski varian clade I, yang dikenal lebih mematikan, telah menyebar di beberapa wilayah Afrika, wabah tersebut sejauh ini masih terbatas di dalam benua tersebut. Republik Demokratik Kongo (DRC) menjadi episentrum, dengan lebih dari 70 persen kasus mpox yang terjadi pada anak-anak.

Tingginya tingkat kematian di DRC, terutama di kalangan anak-anak dengan gizi buruk, membuat WHO meningkatkan status Mpox untuk mempercepat langkah-langkah internasional guna menahan penyebarannya.

Mpox

Kendati demikian, hingga saat ini tidak ada kasus clade I yang terdeteksi di luar Afrika, termasuk di Singapura. Menurut MOH, sebagian besar kasus Mpox yang terjadi di negara ini berasal dari wabah global yang terjadi antara 2022 dan 2023. Virus ini mulai menyebar di luar kawasan endemik di Afrika.

Meski demikian, WHO mengingatkan negara-negara untuk tetap waspada, terutama karena sub-varian baru klade Ib yang mematikan telah mulai muncul.

Siaga Penuh di Singapura

Singapura tetap dalam keadaan siaga meskipun belum ada laporan kasus clade I di negara ini. MOH telah memperketat pemantauan di perbatasan dan melibatkan semua tenaga medis untuk lebih waspada dalam mendeteksi gejala Mpox, seperti demam dan ruam.

Selain itu, setiap kasus yang dicurigai akan segera diisolasi di fasilitas kesehatan. Hal ini didukung oleh langkah proaktif untuk mewajibkan pelancong melaporkan kondisi kesehatan mereka melalui Kartu Kedatangan SG.

Menurut Profesor Dale Fisher, pakar penyakit menular dari NUS Yong Loo Lin School of Medicine, risiko penyebaran clade I di Singapura kecil mengingat minimnya interaksi antara Singapura dan DRC.

Namun, dia menegaskan pentingnya melanjutkan praktik pencegahan, seperti menggunakan pelindung diri selama konsultasi medis dan mengisolasi kasus yang terdeteksi.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement