PESAWAT Eva Air dengan nomor penerbangan BR238 rute Jakarta menuju Taipei mengalami turbulensi hebat pada Minggu, 11 Agustus 2024 sore waktu setempat. Sebanyak enam awak kabin dilaporkan mengalami luka ringan.
Insiden itu terjadi saat layanan makan sekitar dua jam setelah pesawat mengudara. Kejadian itu menyebabkan piring dan makanan berserakan di seluruh kabin. Pesawat jenis Boeing 777-300ER itu akhirnya mendarat dengan selamat di Taiwan.
Makanan yang disajikan kepada penumpang tumpah berhamburan dan penumpang pun basah terkena air minuman yang tumpah.
Mengutip Formosa News, insiden ini berlangsung pada pukul 16.55 pada ketinggian sekitar 37.000 kaki. Seisi kabin pun berantakan akibat guncangan hebat di udara. Piring dan gelas berserakan di sepanjang lorong kabin.
Salah satu penumpang mengaku sempat terbentur ke langit-langit pesawat, namun berkat seorang penumpang yang memegang lengannya ia tidak sampai terlempar.
Bahkan saking kuatnya guncangan, penumpang sampai bercanda di media sosial bahwa dia baru pertama kali membilas rambut dengan cola.
Beruntung tak ada penumpang luka selain enam kru pesawat tadi. Pesawat berhasil mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Taoyuan pada pukul 21.16. di hari yang sama.
Jika mendadak terjadi turbulensi di pesawat, Anda disarankan tetap duduk dengan sabuk pengaman terpasang, dan berpegangan pada sandaran lengan. Jagalah kaki Anda tetap di lantai selebar bahu. Eva Air mengimbau penumpang untuk tetap memasang sabuk pengaman selama penerbangan demi keselamatan mereka.
Hal itu dapat mencegah guncangan hebat yang menyebabkan cedera tulang belakang atau cedera pada tulang ekor Anda. Guncangan yang kuat dapat menyebabkan cedera seperti itu.
Seringkali, pilot dapat mendeteksi turbulensi menggunakan radar yang ada di pesawat, yang menunjukkan awan tebal atau sel badai di depan. Jika turbulensi terdeteksi, penumpang dapat diperingatkan terlebih dahulu. Namun turbulensi udara jernih tidak mungkin diprediksi.
Dengan adanya perubahan iklim, arus udara yang tidak dapat diprediksi seperti turbulensi udara jernih diperkirakan akan meningkat intensitas dan frekuensinya.
Turbulensi diklasifikasikan berdasarkan empat intensitas: ringan, sedang, parah, dan ekstrem. Di musim panas, arus konvektif dan petir intra-awan sering terjadi.
Pada musim dingin, pesawat mungkin terbang dalam embusan angin kencang. Di tengah pemanasan global dan cuaca ekstrem yang semakin parah, turbulensi bisa menjadi lebih umum terjadi di masa-masa mendatang.
(Rizka Diputra)