Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Masih Keturunan Nabi Muhammad, Makam 9 Meter Ini Selalu Ramai Peziarah

Rizka Diputra , Jurnalis-Rabu, 31 Juli 2024 |12:14 WIB
Masih Keturunan Nabi Muhammad, Makam 9 Meter Ini Selalu Ramai Peziarah
Makam keramat panjang di Tangerang (Foto: Instagram/@abouttng)
A
A
A

ZIARAH kubur telah menjadi tradisi yang melekat bagi umat Islam di Indonesia. Selain untuk mendoakan arwah orang yang sudah meninggal, ziarah kubur termasuk salah satu amaliyah yang dianjurkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Bagi umumnya masyarakat Indonesia khususnya di Pulau Jawa, tradisi ziarah kubur telah menjelma menjadi aktivitas wisata religi. Apalagi yang diziarahi makam kuno atau seorang wali penyebar agama Islam.

Tak sedikit makam-makam para ulama atau wali tersebut justru dikeramatkan masyarakat, hingga tak pernah sepi oleh para peziarah, terutama pada bulan-bulan tertentu seperti Muharram, hingga memasuki bulan suci Ramadhan.

Salah satu makam keramat yang cukup terkenal yaitu Makam Keramat Panjang di Jalan Cituis, Keramat, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten. Makam ini ramai dikunjungi berbagai peziarah dari dalam maupun luar negeri.

Wisata Religi di Jakarta

Jika lazimnya makam atau kuburan berukuran 2x1,5 meter, makam seorang ulama dan waliyullah ini sangat berbeda. Di lokasi ini terdapat makam seorang ulama besar di zamannya yang berukuran pajang 9 meter. Makam itu biasa disebut oleh warga sekitar sebagai 'Makam Keramat Panjang'.

Menurut cerita warga setempat, jasad yang terbaring di dalam makam itu ialah seorang ulama besar asal Hadramaut, Yaman Selatan, bernama Al Habib Abdullah bin Ali Al-Uraidhi. Beliau adalah tokoh penyebar Islam di bumi Nusantara.

Habib Abdullah bin Ali Al-Uraidhi nasabnya tersambung kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dari garis Sayyidina Husein.

 

Sang juru kunci makam, Habib Muhammad bin Toha Assegaf mengatakan, Habib Abdullah bersama istrinya Aminah Khan dahulu menyebarkan Agama Islam ke Aceh, Palembang, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan berakhir di Pulau Jawa tepatnya di wilayah Pakuhaji, Tangerang.

"Umur beliau itu sampai 107 tahun. Masyarakat yang ziarah ke sini datang dari berbagai daerah, dari luar negeri juga ada kayak dari Turki, Yaman, Singapura, Malaysia banyaklah pokoknya. Selain itu kalau yang dari daerah itu ada dari Madura, Indramayu, sama sekitar Pulau Jawa," ujar Muhammad saat berbincang dengan Okezone beberapa waktu lalu.

Wisata Religi Masjid Berdesain Unik di Jabodetabek

Muhammad mengatakan, ketika Habib Abdullah berada di wilayah Pakuhaji, beliau mempersunting seorang gadis lokal bernama Siti Sulaiha. Makam kedua istrinya tersebut berada tidak jauh dari Makam Habib Abdullah yang dikeramatkan tersebut.

"Bisa (sampai) ke sini itu karena beliau saat itu kapalnya rusak berat, di sini beliau bersama awak kapal yang beliau bawa memperbaiki kapal beliau di sekitar kampung sini. Tak jauh dari sini kan ada pantai, sambil memperbaiki kapal beliau juga menyebarkan agama Islam," terang sang kuncen.

Makam berukuran 9 meter itu, nampak ditutupi tudung dan berlapis kain berwarna hijau yang membentang di seluruh badan makam, yang terletak di dalam sebuah ruangan seperti mushola.

 

Terdapat dua sisi makam tersebut, terdapat batu nisan dengan ukuran cukup besar ditutup dengan kain sehingga tak nampak tulisannya.

"Kalau ditanya kenapa namanya makam Keramat Panjang itu, memang sejarahnya katanya beliau itu tinggi sekali beda jauhlah sama masyarakat sekitar sini. Kalau nama keramat itu, karena kampung ini namanya Kampung Keramat. Dari situ akhirnya disebut Makam Keramat Panjang," paparnya.

Mereka yang datang berziarah ke makam ini rata-rata berwasilah dengan cara membacakan tahlil. Ketika mereka melakukan tahlil, mereka akan duduk menghadap ke makam, sambil membuka tudung dan berdoa ke arah batu nisan.

Makam Keramat Panjang sebelumnya sempat direncanakan menjadi salah satu destinasi wisata religi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang. Namun, pihak juru kunci dan warga sekitar tidak mengizinkan. Dikhawatirkan akan ada permasalahan sensitif di kemudian hari, manakala nantinya malah mengarah pada komersialisasi.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement