"Kemudian anak bisa mengalami kekurangan zat gizi tertentu sehingga menyebabkan anak sering sakit. Hal ini berkaitan dengan status gizinya, sehingga sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter anak untuk mendapatkan diagnosis yang tepat," dia berkata.
Ariek mengatakan, penyebab selanjutnya mungkin terkait dengan keterampilan anak, seperti masalah sensorik terkait keterampilan makan (oromotor). Bisa jadi anak kesulitan mengunyah, menelan, tidak menyukai tekstur, rasa, atau suhu makanan.
Suasana makan seringkali juga menjadi penyebab picky eater, karena suasana yang tidak sopan menimbulkan stres pada anak, hal ini erat kaitannya dengan aturan gizi yang diterapkan oleh orang tua.
Di luar itu, Ariek mengatakan orang tua tidak perlu khawatir jika anaknya sudah mendekati tahap ini. Namun kondisi ini bisa disebut normal jika anak masih bisa makan lebih dari 15 hidangan dan menghabiskannya bersama keluarga.
Namun, jika seorang anak makan kurang dari 15 jenis makanan yang berbeda, berperilaku menghindari tekstur atau jenis makanan, tersedak saat melihat atau menyentuh makanan, dan mengamuk, ia mengimbau orang tua untuk pergi ke tempat terdekat atau segera ke Puskesmas untuk memeriksa status gizi dan mengetahui penyebab pastinya.
(Martin Bagya Kertiyasa)