Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menkes Sebut Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Butuh Waktu 10 Tahun agar Terpenuhi

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Rabu, 03 Juli 2024 |22:11 WIB
Menkes Sebut Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Butuh Waktu 10 Tahun agar Terpenuhi
Indonesia masih kekurangan dokter spesialis. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia masih membutuhkan banyak tenaga kesehatan dan dokter spesialis dasar. Saat ini ada 6.333 puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.

Nakes standar itu tergolong dalam sembilan profesi, antara lain perawat, bidan, dokter, farmasi, ahli kesehatan masyarakat, ahli gizi, ahli teknologi laboratorium medik (ATLM), ahli kesehatan lingkungan, dan dokter gigi.

Menkes mengatakan dari total 10.195 puskesmas di seluruh Indonesia, sebanyak 6.333 puskesmas belum memiliki jumlah nakes sesuai standar. Secara rinci, Indonesia kekurangan 14.382 nakes supaya pelayanan puskesmas bisa paripurna bagi masyarakat.

Dokter

"Masalah kita adalah kekurangan jumlah, distribusi gak sama. Ini yang menurut saya perlu diberesin. Kekurangan jumlah masif, distribusinya lebih masif. Banyak yang berargumentasi kalau jumlah dokter kita cukup, tidak kalau menurut saya," tutur Menkes Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (3/7/2024).

"Kita ada itung itungannya, jadi saya bilang tidak. WHO pun bilang tidak. Hanya segelintir orang yang bilang cukup, aku garuk-garuk kepala: dari mana dasarnya cukup?" ucapnya.

Sementara itu, dokter spesialis pun masih sangat kurang di Indonesia. Terdapat 285 RSUD yang belum lengkap tujuh jenis dokter spesialis dasarnya. Ketujuh jenis itu antara lain Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Spesialis Obgyn, Dokter Spesialis Anak, Dokter Spesialis Bedah, Dokter Spesialis Anestesi, dan Dokter Spesialis Radiologi, dan Dokter Spesialis Patologi Klinik.

"Kalau saya lihat angka statistiknya, kita belajar juga di teknik statistik, sangat tidak cukup. Hitungan kita 10 tahun kalau kita berhasil mendidik dan semuanya lulus, belum menghitung yang berhenti atau wafat. Dan konsentrasinya juga sangat buruk, terkonsentrasi hanya di Jawa. Kita nanti dengan hospital based ada mekanisme prekrutan mahasiswa yang ingin kita perbaiki," katanya.

(Leonardus Selwyn)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement