Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Rujak Cingur, Kuliner Khas Surabaya yang Dilirik Taste Atlas

Muhamad Fadli Ramadan , Jurnalis-Kamis, 13 Juni 2024 |10:30 WIB
Mengenal Rujak Cingur, Kuliner Khas Surabaya yang Dilirik Taste Atlas
Rujak cingur khas Surabaya, (Foto: Tangkapan layar Instagram @tasteatlas)
A
A
A

KEKAYAAN kuliner Indonesia memang tak habis-habisnya, kuliner khas dari berbagai daerah yang bisa menarik perhatian banyak orang.

Jika sebelumnya ada Rawon yang masuk sebagai sup terlezat di sunia, kali ini kembali sajian khas Surabaya, rujak cingur, sukses memancing rasa penasaran situs kuliner internasional, Taste Atlas.

 BACA JUGA:

Dalam laman Instagram resminya, @tasteatlas,  Taste Atlas menyebut rujak cingur sebagai sajian salad buah yang unik sebab menghadirkan perpaduan antara buah-buahan dan moncong sapi.

 BACA JUGA:

"Rujak cingur adalah salah satu dari banyak versi rujak Indonesia, salad buah yang terdiri dari berbagai buah-buahan tropis, biasanya disajikan dengan saus pedas dan manis," bunyi keterangan unggahan Taste Atlas, dikutip Kamis (13/6/2024)

 

Rujak cingur termasuk salah satu jenis rujak yang unik, karena selain buah-buahan, rujak cingur juga mengandung sayur-sayuran dan bahan langka – moncong hewan," tambah Taste Atlas dengan menyematkan rating 3.8 untuk hidangan ini. 

Secara tradisional, rujak cingur merupakan olahan dari daging sapi atau kerbau yang sudah direbus agar lebih empuk. Begitu juga dengan buah-buahan dan sayurannya, bisa disajikan dalam bentuk sudah direbus atau pun masih mentah.

Hidangan ini dipadukan dengan bumbu kacang dan gula merah dengan tambahan petis untuk memberikan cita rasa yang khas. Selain itu, cabai akan diberikan sebagai tambahan bagi yang menyukai cita rasa pedas.

Dikutip dari Warisan Budaya, secara sejarah rujak cingur ditemukan pada 1930-an. Dibawa oleh pendatang dari Pulau Madura untuk bertahan hidup dengan berjualan. Kala itu, awalnya menggunakan petis ikan cakalang khas Madura. Sampai akhirnya untuk menyesuaikan lidah masyarakat Surabaya, maka diganti dengan petis udang.

Dalam bahasa Jawa, cingur memiliki arti mulut atau cengor dalam bahasa Madura. Ini merujuk pada bahan hidung atau moncong sapi yang digunakan dalam salah satu bahan rujak cingur.

Dalam penyajiannya, rujak cingur dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyajian biasa dan matengan. Penyajian biasa atau umumnya, berupa semua bahan, baik sayur-sayuran dan buah-buahan yang dicampur menjadi satu.

Sedangkan matengan hanya terdiri dari bahan-bahan matang saja, seperti lontong, tahu goreng, tempe goreng, bendoyo (kerahi yang direbus) dan sayur (kangkung, kacang panjang, tauge) yang telah direbus atau dikukus. Sajian ini tidak menggunakan bahan mentah, seperti buah-buahan.

Hal yang membedakan dengan makanan rujak pada umumnya yang biasanya tanpa menggunakan bahan cingur tersebut. Rujak cingur, dalam penyajiannya biasa ditambah dengan kerupuk, dan ditempatkan dengan alas pincuk dari daun pisang atau piring.

(Rizky Pradita Ananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement