Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

PIK Diproyeksi Jadi Spot Health Tourism, Sandiaga: Akan Dibangun Banyak Rumah Sakit

Wiwie Heriyani , Jurnalis-Kamis, 06 Juni 2024 |06:25 WIB
PIK Diproyeksi Jadi Spot <i>Health Tourism</i>, Sandiaga: Akan Dibangun Banyak Rumah Sakit
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno (Foto: dok. Kemenparekraf)
A
A
A

PEMERINTAH kian serius untuk menghadirkan dan memajukan health tourism atau pariwisata kesehatan di Indonesia. 
Seperti diketahui, health tourism ialah istilah yang digunakan bagi perjalanan yang berfokus pada perawatan medis dan penggunaan layanan kesehatan, atau perjalanan wisata yang memanfaatkan penggunaan layanan medis.

Sejauh ini, wisata kesehatan sudah mulai diterapkan di beberapa daerah Indonesia. Selain sudah banyak hadir di Bali, kini, wisata kesehatan juga akan hadir di Jakarta, khususnya di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, untuk lebih memajukan wisata kesehatan, pemerintah sendiri telah banyak memanfaatkan rumah sakit yang ada. 

Namun, ia menyebut, untuk mendukung program health tourism tersebut, pemerintah berencana akan membangun lebih banyak rumah sakit di kawasan PIK, Jakarta Utara. 

“Kita akan memanfaatkan rumah sakit yang ada, tapi akan membangun lebih banyak rumah sakit di PIK. Kita sudah berbicara untuk memastikan bahwa selain di Bali, PIK juga akan menyediakan destinasi wisata tourism,” ujar Sandi, saat ditemui di Opening Ceremony International Tourism Investment Forum (ITIF) 2024, Rabu, 5 Juni 2024.

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno

(Foto: dok. Kemenparekraf)

Bahkan, menurut Sandi, hingga saat ini sudah banyak investor yang tertarik untuk membangun rumah sakit di PIK. 
Ia menilai, kehadiran beberapa rumah sakit di sana bisa berdampak besar dalam memajukan program health tourism, karena bisa menarik hingga 20 juga wisatawan tambahan. 

“Sudah ada investment yang tertarik membangun rumah sakit di PIK. Sudah ada beberapa bertanya ke kami, kami serahkan ke PIK karena ini akan menarik sekitar 20 juta wisatawan tambahan, maka dibutuhkan fasilitas dukungan yang lebih besar,” ungkapnya. 

Pada kesempatan tersebut, Sandi lantas membeberkan sejumlah standar yang menurutnya harus dimiliki rumah sakit yang ada di PIK, agar turut bisa menarik dan meningkatkan jumlah wisatawan. 

“Kita lihat apa spesialisasinya menyerupai yang ada di (Sanur), tapi banyak permintaan itu di tiga layanan utama yang kita memiliki keunggulan seperti layanan yang sudah teridentifikasi dalam pilar health toursim,” bebernya. 

 

Sebagai informasi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno resmi membuka International Tourism Investment Forum (ITIF) 2024 yang berlangsung pada 5 hingga 6 Juni 2024 di Swissôtel PIK Avenue, Jakarta.

Sandi dalam sambutannya di opening ceremony ITIF 2024, mengatakan sebagai respons terhadap perkembangan pariwisata yang dinamis dan dipengaruhi oleh isu-isu global saat ini, ITIF 2024 berupaya memperkuat inovasi, ketahanan, dan pertumbuhan berkelanjutan dengan mengutamakan people, planet, dan prosperity

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno

(Foto: dok. Kemenparekraf)

Penyelenggaraan ITIF untuk kedua kalinya di Indonesia menjadi platform untuk menghubungkan para pemangku kepentingan terkait peluang dan tantangan dalam penerapan investasi hijau.

"Karenanya kami berharap ITIF 2024 dapat menjadi platform untuk memberikan solusi dalam rangka mempercepat investasi pariwisata," ujar Sandiaga di Swissôtel PIK Avenue, Jakarta.

"Kami yakin dapat menciptakan investasi tiga kali lebih banyak di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," tambahnya.

 

Ia menyebut, wisata medis juga akan menjadi fokus pengembangan pariwisata di masa mendatang. Pemerintah Indonesia membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur sebagai pusat layanan kesehatan berkelas dunia.

UN Tourism telah menekankan pentingnya berinvestasi terhadap people, planet, and prosperity dalam mendorong pengembangan pariwisata berkelanjutan dan sejahtera.

"Karenanya tren pariwisata ke depan menitikberatkan pada pelestarian alam, budaya, dan lingkungan serta keterlibatan masyarakat lokal sangat diperlukan," paparnya.

Semenjak pandemi, Indonesia telah menerapkan perubahan paradigma pariwisata yang lebih personalized, customized, localized, and smaller in size. Hal ini yang membawa Indonesia mendapat pengakuan internasional.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement