Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Akibat Operasi Militer Israel, Rumah Sakit Kuwait di Rafah Ditutup

Firly Aghisty Cahyarani , Jurnalis-Jum'at, 31 Mei 2024 |19:24 WIB
Akibat Operasi Militer Israel, Rumah Sakit Kuwait di Rafah Ditutup
Rumah Sakit Kuwait di Rafah ditutup akibat agresi militer Israel. (Foto: BBC)
A
A
A

RUMAH Sakit Kuwait merupakan salah satu dari dua rumah sakit yang masih beroperasi di kota Rafah, Gaza. Keputusan ini telah diumumkan oleh seorang pejabat medis Palestina. Rumah sakit ini terpaksa ditutup karena dampak dari serangan yang telah dilancarkan Israel di wilayah tersebut.

"Kami mengumumkan penutupan Rumah Sakit Khusus Kuwait dan pemindahan staf medis ke rumah sakit lapangan yang sedang dipersiapkan di sekitarnya," tutur Suhaib Al-Hams, direktur rumah sakit, dalam pernyataan persnya.

Melansir dari Xinhuanet pada Jumat (31/5/2024), langkah ini diambil setelah operasi militer Israel yang semakin meluas dan serangan berulang yang sengaja menargetkan area sekitar rumah sakit. Salah satu insiden terbaru yang terjadi di gerbang rumah sakit telah menyebabkan dua petugas medis tewas.

Di tengah situasi yang semakin memburuk, Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah, Gaza tengah, juga menghadapi keadaan darurat. Rumah sakit tersebut memperingatkan bahwa penghentian pasokan bahan bakar oleh tentara Israel dapat menyebabkan terhentinya layanan kesehatan dalam empat jam mendatang.

Warga Gaza

Dalam pernyataan resminya, pihak rumah sakit menjelaskan bahwa pasokan bahan bakar telah dihentikan oleh tentara Israel, sehingga menyebabkan risiko besar bagi layanan medis yang telah diberikan kepada lebih dari 1.200 pasien, termasuk 600 penderita gagal ginjal yang memerlukan perawatan dialisis.

Jika bahan bakar tidak tersedia, maka layanan kesehatan akan terhenti sepenuhnya dalam hitungan jam, yang akan memperburuk kondisi para pasien. Rumah sakit Al-Aqsa mendesak komunitas internasional untuk menekan Israel agar menyediakan pasokan setidaknya 50 ribu liter bahan bakar untuk memastikan operasi medis dapat berlanjut selama 10 hari ke depan.

Situasi ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi oleh fasilitas kesehatan di Gaza, yang terus berjuang di tengah konflik yang berkepanjangan dan pengepungan yang memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.

(Leonardus Selwyn)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement