JEPANG sangat melarang keras setiap turis asing untuk mengunjungi Distrik Geisha. Hal itu dikarenakan wilayah ini telah lama menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin melihat sekilas dan mengambil foto para Geisha. Terkadang para pelancong tersebut berperilaku nekat hingga mengusik keberadaan Geisha.
Sosok wanita Geisha identik dengan stelan kimono, make-up putih tebal dan jepit rambut tradisional dan berjalan dari kedai teh yang satu ke kedai teh lainnya.
Sayangnya, Pemerintah Jepang mengeluarkan larangan kepada wisatawan untuk mengunjungi jalan-jalan tertentu yakni Distrik Geisha yang populer di Kyoto. Larangan ini berlaku mulai tahun 2024 ini.
(Foto: Instagram/@geishajapan7)
Lantas mengapa Jepang melarang keras turis asing kunjungi Distrik Geisha? Ternyata, terdapat laporan mengenai banyaknya wisatawan yang melecehkan para perempuan tersebut. Salah satunya dengan memotret para Geisha tersebut bak paparazzi tanpa persetujuan mereka.
"Kami memasang tanda pada bulan April yang memberitahukan wisatawan untuk menjauhi jalan-jalan pribadi milik Geisha," sebut pejabat berwenang.
Nantinya aturan itu bertuliskan dalam bahasa Jepang dan Inggris bahwa ini adalah jalan pribadi dan siapapun yang berjalan di jalan tersebut akan didenda 10 ribu yen atau USD70 (setara Rp1,1 juta).
Sebagai informasi, wisatawan kerap memadati kawasan Gion yang sempit dan kuno, bahkan sering kali mengikuti pemandu yang mengajak berkeliling, hingga kadang-kadang berhenti untuk berbicara panjang lebar tentang hal-hal yang menarik.
Gion adalah destinasi populer, distrik yang terdiri dari gang berkelok-kelok ini terkenal dengan kuil, taman, dan kedai teh yang indah. Di sini juga tempat Geisha dan murid-murid Maiko mengenakan kimono (pakaian tradisional Jepang) dan hiasan rambut menampilkan tarian serta musik.
Berbekal kamera, para pengunjung kerap membanjiri kawasan Gion dengan harapan bisa melihat para perempuan dalam perjalanan ke kelas tari atau pesta makan malam yang mewah.
Sementara itu, jumlah pengunjung asing ke Jepang melonjak 79,5 persen pada bulan Januari dibandingkan tahun sebelumnya menjadi sekitar 2,69 juta, mencapai tingkat yang terlihat pada bulan yang sama pada tahun 2019.
Jumlah wisatawan terbesar datang dari Korea Selatan, diikuti oleh wisatawan dari Taiwan dan China, demikian laporan kantor berita Kyodo.
(Rizka Diputra)