Konflik akhirnya dimulai ketika restoran akhirnya melarang Alexander untuk menggunakan pintu masuk restorannya lagi karena pintu tersebut merupakan fasilitas yang disediakan untuk pelanggan.
Masalah itulah yang dianggap sebagai latar belakang ulasan negatif yang diberikan Alexander untuk restorannya. Pemilik merasa wisatawan asing tersebut ingin balas dendam terhadap restoran karena tidak lagi diberi akses pintu masuk yang terjadi pada tahun 2022 itu.
Sebelum berhasil ditangkap, Alexander dikabarkan sempat melarikan diri dari Phuket ke suatu area di Jalan Charoenkrung, Bang Kho Laem, Bangkok. Kepolisian Sakhu bekerjasama dengan CIB untuk melakukan penangkapan terhadap WN Inggris itu pada 8 Mei 2024 lalu.
Dalam kasus ini, Alexander didakwa berdasarkan Pasal 14 (1) Undang-Undang Kejahatan Komputer: mengimpor informasi palsu ke dalam sistem komputer dengan cara yang mungkin menimbulkan kerugian publik.
Pria tersebut terancam hukuman penjara hingga lima tahun dan dengan hingga 100.000 baht atau Rp43,7 juta. Alexander dikabarkan telah membantah seluruh tuduhan tersebut.
(Rizka Diputra)