Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jamaah Umroh dan Haji Disarankan Vaksin Sebelum Beribadah

Syifa Fauziah , Jurnalis-Jum'at, 10 Mei 2024 |07:00 WIB
Jamaah Umroh dan Haji Disarankan Vaksin Sebelum Beribadah
Jamaah umroh disarankan vaksin sebelum beribadah. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

BERDASARKAN data Kementerian Agama RI, sebanyak 1.368.616 jamaah umrah dari Indonesia pada tahun 2023, dari jumlah tersebut sebagian besar adalah jamaah umrah berusia dewasa dan lansia.

Biasanya mereka telah memiliki penyakit komorbid seperti riwayat penyakit jantung, asma, diabetes, hipertensi dan penyakit kronis lainnya. Oleh karena itu, risiko gangguan kesehatan saat menjalani ibadah menjadi lebih tinggi, maka jemaah umrah perlu persiapan dan perlindungan khusus untuk menjaga kondisi tubuh yang sehat, agar ibadah umrah berjalan lancar, aman, dan nyaman.

Adapun sejumlah upaya dapat dilakukan untuk mengatasi risiko penyakit menular dan tidak menular menjelang umrah dan haji. Beberapa di antaranya, mengonsumsi obat sesuai petunjuk dokter untuk jemaah umrah yang memiliki penyakit, menjalankan protokol kesehatan (perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS), minum air yang cukup dan asupan makanan dengan gizi seimbang.

Selain itu, demi memastikan ibadah haji dan umrah berjalan lancar dan jemaah tetap sehat, pemerintah Indonesia beserta berbagai instansi terkait rutin melakukan edukasi PHBS, pengecekan kesehatan, hingga vaksinasi sebelum keberangkatan.

Dorongan hingga imbauan vaksinasi juga dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi, sebab vaksinasi terbukti efektif untuk mencegah paparan penyakit menular, di antaranya vaksin meningitis dan influenza.

Vaksin

Ahli Neurologi Anak, dr. dr. R. A. Setyo Handryastuti, Sp.A(K)., mengungkapkan, berdasarkan data pada bulan Januari 2023, terdapat dua kasus meningococcal meningitis yang dilaporkan di Riyadh. Sedangkan pada 2022, terdapat total 12 kasus meningococcal meningitis yang dilaporkan di seluruh Arab Saudi.

Meningitis atau radang selaput otak merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh penyakit meningokokus invasif (IMD). Gejala klinik spesifik dari penyakit ini ialah pasien merasakan sakit di kaki, dingin di tangan dan kaki, perubahan warna kulit abnormal seperti pucat atau bintik-bintik.

Namun, IMD berkembang pesat dari gejala non-spesifik, menyebabkan konsekuensi yang parah dan mengancam jiwa dalam waktu 15-24 jam. Bahkan, IMD sulit didiagnosis secara dini.

“Gejala non-spesifik terjadi dalam 4–12 jam, seperti demam, gelisah, gejala gastrointestinal, dan sakit tenggorokan. Dalam 12–15 jam, terjadi ruam hemoragik, nyeri leher, meningismus, fotofobia. Kondisi selanjutnya, pada 15–24 jam, terjadi kebingungan atau delirium, kejang, tidak sadarkan diri, hingga berisiko mengancam jiwa,” ujar de Handry saat ditemui dalam acara Media Briefing bersama Kalbe dan Kalventis bertajuk ‘Pentingnya Perlindungan Diri Saat Umrah dengan Vaksinasi’, baru-baru ini.

Sementara itu, Ketua Umum PP PERDOKHI (Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia), Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.K.F.R, MARS, AIFO-K menambahkan selain terdapat risiko bahaya penyakit meningitis pada jemaah umrah, penyakit influenza juga perlu diwaspadai karena menjadi kuman infeksi saluran napas.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement