PUBLIK digegerkan oleh kabar seorang pendaki wanita asal Indonesia yang meregang nyawa ketika mendaki Gunung Everest.
Wanita yang berprofesi sebagai ASN bernama Marista Rita Sinaga itu wafat dalam perjalanan menuju basecamp.
Ya, bukan rahasia lagi bila Gunung Everest merupakan tempat yang diidamkan para pencinta olahraga ekstrem cenderung 'gila'. Gunung yang terletak di Nepal ini begitu sulit ditaklukkan manusia lantaran ekstremnya cuaca dingin di puncak gunung.
Meski dikenal mematikan dan banyak memakan tumbal nyawa, masih banyak wisatawan dan pendaki yang ingin menaklukkan gunung tersebut.
Padahal, terdapat sejumlah fakta yang perlu Anda diketahui bila berniat mendaki Gunung Everest.
Berikut MNC Portal rangkumkan enam fakta gila tentang Everest, gunung tertinggi di dunia yang telah banyak merenggut nyawa pendaki, sebagaimana mengutip laman Global Adventures Challange dan Everest Mountain, Sabtu (4/5/2024).
1. Memiliki ketinggian 8.848 meter
Gunung Everest pertama kali diukur pada tahun 1856 dengan ketinggian 8.840 meter. Ketinggiannya kemudian disesuaikan menjadi 8.848 meter pada tahun 1955, yang masih merupakan ketinggian resmi yang dinyatakan oleh Pemerintah Nepal.
Namun ada kejanggalan karena pihak Tiongkok menyatakan ketinggian Gunung Everest adalah 8.844 meter.
Para ilmuwan saat ini sedang dalam proses mengukur ulang gunung tertinggi di dunia tersebut, terutama karena diperkirakan ketinggiannya mungkin berubah setelah gempa bumi tahun 2015 silam.
2. Berusia lebih 60 juta tahun
Fakta selanjutnya usia Gunung Everest. Gunung tertinggi di dunia ia disebut telah berusia lebih dari 60 juta tahun. Gunung tersebut terbentuk ketika lempeng benua India menabrak Asia.
Lempeng India mendorong ke bawah Asia dan mengangkat sejumlah besar daratan ke atas, menciptakan gunung tertinggi di dunia yang spektakuler.
3. Didaki lebih 4.000 orang
Fakta selanjutnya ialah Gunung Everest sudah didaki lebih dari 4.000 orang. Orang pertama yang resmi mendaki Everest dan mencapai puncaknya adalah Edmund Hillary dan Tensing Norgay. Prestasi ini dicapai pada tahun 1953.
Sejak itu, lebih dari 4.000 orang telah berhasil mencapai puncak gunung tertinggi di dunia tersebut. Jumlah pertemuan puncak resmi sebenarnya mencapai lebih dari 7.000.
Dua Sherpa, bernama Apa Sherpa dan Phurba Tashi Sherpa, memegang rekor pendakian Everest paling banyak. Keduanya sama-sama mencapai puncak sebanyak 21 kali.
4. Nihil kehidupan di puncak Everest
Tidak ada spesies hidup, hewan atau tumbuhan, di puncak Gunung Everest karena iklimnya yang keras dan minim oksigen.
Namun, di bawah ketinggian 6.000 meter, dapat ditemukan hewan seperti macan tutul salju, tahr Himalaya (spesies mirip kambing), dan yak Himalaya.
5. Banyak mayat bergelimpangan
Fakta selanjutnya ialah banyaknya mayat bergelimpangan di Gunung Everest. Saat orang meninggal saat mendaki Everest, jenazah mereka ditinggalkan di gunung dan menjadi landmark bagi pendaki lainnya.
Hampir tidak mungkin untuk menguburkan jenazah di Gunung Everest karena tanahnya yang keras. Merupakan tantangan besar bagi siapapun untuk membawa/menyeret jenazah karena diperlukan fisik dan tenaga yang kuat di tengah lingkungan rendah oksigen.
6. Ratusan orang meninggal dunia
Satu lagi fakta tentang Gunung Everest ialah sedikitnya sebanyak 300-an orang dilaporkan meninggal dunia di gunung mengerikan tersebut. Pendaki Everest berkali-kali menghadapi ancaman terhadap nyawa mereka.
Penyebab kematian terbesar adalah longsoran salju, hipoksia, kelelahan dan hipotermia. Adapula karena faktor terjatuh atau kecelakaan lain yang seketika melumpuhkan para pendaki hingga ajal menjemputnya.
(Rizka Diputra)