Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

70 Juta Dosis Disuntikkan ke Masyarakat Indonesia, Komnas KIPI: Tak Ada Efek Samping TTS Vaksin AstraZeneca

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Kamis, 02 Mei 2024 |17:07 WIB
70 Juta Dosis Disuntikkan ke Masyarakat Indonesia, Komnas KIPI: Tak Ada Efek Samping TTS Vaksin AstraZeneca
Komnas KIPI tegaskan vaksin AstraZeneca tak sebabkan efek samping TTS. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

KETUA Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Prof. Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan, tidak ada kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia atau thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca di Indonesia.

Hal ini berdasarkan surveilans aktif dan pasif yang sampai saat ini masih dilakukan Komnas KIPI.

"Keamanan dan manfaat vaksin itu sudah melalui berbagai tahapan uji klinis, mulai uji klinis tahap 1, 2, 3 dan 4 termasuk vaksin Covid-19 yang melibatkan jutaan orang, sampai dikeluarkannya izin edar," kata Prof Hinky dalam keterangan resminya, Kamis (2/5/2024).

"Dan pemantauan terhadap keamanan vaksin masih terus dilakukan setelah vaksin beredar," tuturnya.

Sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), Komnas KIPI bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan BPOM melakukan surveilans aktif terhadap berbagai macam gejala atau penyakit yang dicurigai ada keterkaitan dengan vaksin Covid-19 termasuk TTS.

Survei dilakukan di 14 rumah sakit di tujuh provinsi yang memenuhi kriteria selama lebih dari satu tahun.

Vaksin Covid-19

"Selama setahun, bahkan lebih, kami amati dari Maret 2021 sampai Juli 2022. Kami lanjutkan lebih dari setahun karena tidak ada gejalanya, jadi kami lanjutkan beberapa bulan untuk juga supaya memenuhi kebutuhan jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menyatakan ada atau tidak ada keterkaitan. Sampai kami perpanjang juga tidak ada TTS pada AstraZeneca," kata Prof Hinky.

"Jadi, kami melaporkan pada waktu itu tidak ada kasus TTS terkait vaksin Covid-19," tutur Prof Hinky.

Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi Covid-19. Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca. Setelah surveilans aktif selesai, Komnas KIPI tetap melakukan surveilans pasif hingga hari ini.

Berdasarkan laporan yang masuk, tidak ditemukan laporan kasus TTS. TTS merupakan penyakit yang menyebabkan penderita mengalami pembekuan darah serta trombosit darah yang rendah. Kasusnya sangat jarang terjadi di masyarakat, tapi bisa menyebabkan gejala yang serius.

"Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) bila ditemukan penyakit atau gejala antara empat sampai 42 hari setelah vaksin disuntikkan. Kalau pun saat ini ditemukan kasus TTS di Indonesia, ya pasti bukan karena vaksin Covid-19 karena sudah lewat rentang waktu kejadiannya," tutur Prof Hinky.

"Namanya trombosis, pembuluh darah membeku. Kalau terjadi di otak muncul gejala pusing, di saluran cerna mual, di kaki pegel. Kalau jumlah trombositnya menurun, ada perdarahan, biru biru di tempat suntikan, ya, itu terjadi, tapi empat sampau 42 hari setelah vaksin. Kalau sekarang terjadi, ya, kemungkinan besar terjadi karena penyebab lain, bukan karena vaksin," kata Prof Hinky.

Masyarakat juga masih bisa melaporkan kejadian ikutan pasca-imunisasi atau KIPI kepada Komnas KIPI melalui puskesmas terdekat.

"Puskesmas sudah terlatih, akan dilakukan investigasi, anamnesis, dan rujukan ke RS untuk akhirnya dikaji Pokja KIPI dan dikeluarkan rekomendasi berdasarkan bukti yang ada," katanya.

(Leonardus Selwyn)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement