Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Gangguan Kesehatan Mental, Semakin Ngetren dan Perlu Diwaspadai

Agustina Wulandari , Jurnalis-Senin, 22 April 2024 |18:24 WIB
Gangguan Kesehatan Mental, Semakin Ngetren dan Perlu Diwaspadai
Ilustrasi gangguan kesehatan mental. (Foto: dok istimewa)
A
A
A

2. Psikoterapi

Melalui psikoterapi, psikiater dan psikolog klinis akan mengarahkan penderita untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya. Kemudian, membimbingnya untuk mengubah pola pikir dan perilaku dari negatif ke positif, serta mengelola emosi dan perasaannya dengan baik.

3. Stimulasi pada Otak

Stimulasi ini berupa terapi elektrokonvulsif, stimulasi elektro magnetik transkranial, stimulasi saraf vagus dan pengobatan eksperimental yang disebut stimulasi otak dalam (deep brain stimulation).

4. Kelompok Dukungan

Dengan bergabung dalam kelompok dukungan, penderita akan bertemu orang-orang yang mengalami gangguan mental sejenis dan sudah berhasil mengatasi penyakitnya, sehingga bisa berbagi pengalaman dan membimbing satu sama lainnya.

5. Perawatan di Rumah Sakit

Jika penderita membutuhkan pengawasan ketat terhadap gejala dan gangguan yang dialaminya, dokter atau psikiater akan menyarankan untuk menjalankan perawatan di rumah sakit. Tujuannya untuk mencegah kondisi gawat darurat, seperti percobaan bunuh diri, dan kondisi gaduh gelisah pada penderita skizofrenia.

6. Perawatan Mandiri

Penderita gangguan kesehatan mental yang masih berada dalam tahap ringan sampai sedang bisa menjalani rawat jalan dengan obat dan terapi dari psikiater dan psikolog. Namun, dibutuhkan dukungan dari keluarga dan lingkungan untuk membantu perawatan penderita.

Sehatkan Mental di Bulan Puasa

Raih kesempatan untuk menyehatkan jiwa dan raga dengan menjalankan ibadah puasa. Aktivitas berpuasa dan berdoa, selain meningkatkan nilai keagamaan, juga mendekatkan kita dengan Rasulullah SAW serta memperkuat keyakinan.

Selama berpuasa, kita tidak hanya diwajibkan menahan diri untuk tidak makan dan minum sejak matahari terbit hingga terbenam, tetapi juga mengontrol emosi.

Ketika seseorang dapat mengontrol emosinya, tubuh mengeluarkan hormon endorfin yang dapat memicu perasaan bahagia. Peningkatan produksi hormon ini dapat membuat mood lebih baik, mencegah depresi dan mengurangi gangguan kecemasan.

Di bulan Ramadan, kita juga banyak melakukan amal sosial, seperti bersedekah, memberi infaq, menyerahkan zakat fitrah, dan memberikan bantuan kemanusiaan lainnya. Hal ini juga memperkuat nilai sosial dan tali silaturahmi dengan masyarakat dan orang-orang di sekitar.

(Agustina Wulandari )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement