BERPUASA selama bulan Ramadan merupakan salah satu kewajiban umat Muslim di seluruh dunia. Namun, seringkali dalam berbuka puasa, banyak orang terjebak dalam kebiasaan merokok. Tentunya kebiasaan ini tidak baik dan sangat berbahaya bagi kesehatan.
Terkait, kebiasaan merokok di bulan puasa ini, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama memberikan tanggapannya. Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat.
Pertama, rokok bukan menjadi alasan untuk tidak beraktivitas selama berpuasa. Terbukti dalam sehari berpuasa, para perokok yang biasanya merokok di siang hingga sore hari dapat menahan untuk tidak merokok hingga magrib tiba.
"Untuk para perokok maka di luar bulan puasa rasanya sulit beraktifitas kalau tidak merokok. Tetapi selama puasa ini maka semua dapat terus aktif beraktifitas dari pagi sampai sore hari. Artinya, memang tidak benar pendapat bahwa harus merokok dulu baru bisa bekerja, pengalaman nyata di bulan puasa ini membuktikan sebaliknya," Ujar Prof Tjandra, dalam siaran pers yang diterima Okezone beberapa waktu lalu.

Kedua, sebagian orang ada yang berbuka lansgung dengan merokok. Hal ini tentunya bukan hal yang baik, dan harus dihindari karena beberapa hal. Pada kesempatan tersebut Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan beberapa poin terkait hal ini.
"Kita tahu bahwa anjurannya adalah berbuka dengan yang manis, misalnya kurma, jadi bukan dengan rokok. Kedua, dari kacamata kesehatan maka tentu kita harus berbuka dengan makanan yang sehat dan bergizi, dan kita semua tahu bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan, jadi jangan berbuka dengan merokok," ucapnya.
"Ketiga, sesudah kita berpuasa seharian maka tentu kita relatif agak lemah, jadi tentu sangat tidak baik kalau keadaan itu lalu diperburuk lagi dengan merokok untuk berbuka," ucapnya.
Prof Tjandra mengimbau masyarakat untuk menggunakan Ramadan tahun ini sebagai momentum untuk berhenti merokok.
"Kan sudah terbukti bahwa kita dapat beraktifitas dengan baik dari pagi sampai sore, jadi ketagihan rokok sudah bisa kita kendalikan. Nah, kenapa pengendalian ini tidak kita teruskan saja untuk berhenti merokok sepenuhnya, baik pagi sampai sore dan dilanjutkan sampai malam harinya," ucap Prof Tjandra.