KASUS Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki pola yang sama setiap tahunnya. Mulai dari peningkatan yang terjadi di Desember dan mengalami puncaknya pada April. Namun, kondisi ini bisa memburuk jika saat musim hujan, sebab adanya genangan air menyebabkan tempat tersebut menjadi tempat perindukan nyamuk.
Dokter sekaligus Praktisi Kesehatan, dr Ngabila Salama menjelaskan musim pancaroba imunitas seseorang juga mengalami penurunan hal itu dikarenakan adanya kelembaban udara yang tinggi saat musim hujan atau relative humidity (RH) yang membuat nyamuk DBD lebih mudah berkembang biak.
“Menjelang prediksi puncak kasus DBD (bulan) April 2024, masyarakat bisa mencegah dengan PSN 3M Plus, menjaga kebersihan lingkungan, pakai lotion anti nyamuk atau semprotan nyamuk, dan juga vaksinasi,” kata Ngabila, dikutip dari keterangan tertulisnya yang didapat MNC Portal Indonesia, Jumat (22/3/2024).
Setidaknya ada lima cara pencegahan yang diberikan oleh Ngabila Salama untuk mengatasi DBD antara lain:
1. Perilaku hidup bersih dan sehat dengan mengusahakan tidak ada baju yang menggantung karena bisa digunakan sebagai sumber sarang nyamuk dan jentik, menjaga 3M terutama di daerah Jakarta yang masih memiliki lahan kosong atau fasilitas umum seperti taman, jalanan, sekolah, dan lain-lain yang perlu dipantau kebersihannya.

2. PSN 3M Plus, gerakan satu rumah satu kader jumantik (G1R1J), lakukan 3M plus minimal seminggu sekali dan selalu menjaga kebersihan dan kerapihan rumah, memelihara tanaman pengusir nyamuk seperti sereh, lavender, dan lain-lain serta pelihara ikan pemakan jentik seperti cupang.
3. Nyamuk DBD aktif jam 8-10 pagi dan 16-18 malam akan lebih baik melakukan penyemprotan nyamuk atau menggunakan lotion anti nyamuk secara mandiri.
4. Aktifkan PSN di sembilan tatanan yaitu tatanan kehidupan masyarakat sehat mandiri, tatanan permukiman dan fasilitas umum, tatanan satuan pendidikan, tatanan satuan pasar, tatanan pariwisata, tatanan transportasi dan tertib lalu lintas jalan, tatanan perkantoran dan perindustrian, tatanan perlindungan sosial serta tatanan pencegahan dan penanggulangan bencana.
5. Vaksinasi mandiri (berbayar) pada anak dan dewasa dapat diberikan untuk mencegah anak sakit dan keparahan atau kematian DBD dengan efektif sampai 95 Persen. Rekomendasi pemberian vaksin ini sudah tertulis dalam rekomendasi satgas imunisasi PAPDI dan IDAI tahun 2023.
Menurut Ngabila, pencegahan keparahan atau meninggal masih dapat diatasi dengan melakukan deteksi dan pengobatan dini, karena ini merupakan bagian dari kunci DBD. nMaka dari itu, Ngabila juga berpesan kepada masyarakat apabila ada anggota keluarga ditemukan mengalami gejala DBD untuk segera membawa ke fasilitas kesehatan
“Bawa ke Puskesmas segera jika ada gejala DBD untuk cek darah lengkap dan NS1 untuk deteksi cepat DBD, pemeriksaan ini GRATIS. Tata laksana diberikan GRATIS dengan BPJS. Surveilans aktif berbasis masyarakat baik itu dari RT, RW, kader kesehatan dan jumantik kepada Puskesmas perlu digalakan,” ucapnya.
“Sistem rujukan dari Puskesmas atau FKTP ke RS juga perlu ditingkatkan, yang terpenting laporan dari RS untuk kasus DBD penting disampaikan segera agar Puskesmas dapat melakukan penyelidikan segera dan melakukan fogging,” katanya.
Disisi lain, Ngabila menyebutkan saat ini sudah ada enam kasus anak dan dua kasus dewasa terdiagnosis DBD yang sedang menjalani perawatan di RSUD Tamansari, walaupun begitu kondisinya dalam keadaan baik dan aman terkendali.
(Leonardus Selwyn)