KAPAL bantuan pengirim makanan akhirnya telah meninggalkan Siprus dan menuju wilayah Gaza setelah beberapa hari mengalami penundaan. Berangkat meninggalkan pelabuhan Larnaca pada Selasa pagi, kapal itu membawa 200 ton tepung, beras, dan protein untuk diberikan ke warga Palestina.
Perjalanan ini ditempuh melalui koridor laut untuk membawa bantuan kepada penduduk yang mengalami krisis kelaparan. Sebagian besar bantuan tersebut didanai oleh Uni Emirat Arab, yang mana program ini merupakan misi dari badan amal World Central Kitchen (WCK) yang berbasis di Amerika.
Menempuh sejauh 210 mil laut atau 390 km dengan melintasi Mediterania timur ke Gaza, kapal yang dilengkapi sejumlah alat derek berat itu bisa memakan waktu hingga dua hari lamanya.
“Tujuan kami adalah untuk membangun jalan raya maritim kapal dan tongkang yang dipenuhi dengan jutaan makanan untuk menuju ke Gaza,” kata Jose Andre selaku pendiri WCK dan Erin Gore selaku Kepala Eksekutif dalam pernyataannya, dikutip dari laman Al Jazeera, Rabu (13/3/2024).
Meskipun tanpa infrastruktur pelabuhan yang memadai, WCK mengatakan akan membangun sebuah dermaga pendaratan di Gaza dengan bahan dari bangunan dan puing-puing yang hancur. Bahkan Andres mengatakan konstruksi yang sedang berlangsung saat ini sudah sangat baik.
Alhasil 500 ton bantuan lainnya telah dikumpulkan di Siprus untuk siap dikirim selanjutnya. Disisi lain, memasuki bulan suci Ramadhan, setidaknya ada setengah juta atau satu dari empat orang di Gaza menghadapi kelaparan. Maka dari itu, negara-negara seperti Yordania dan AS melakukan penurunan bantuan melalui udara, walaupun strategi itu tidak cukup efektif.
Sebab, Israel menerapkan blokade total Gaza yang telah dilakukan sejak Oktober dan hanya mengizinkan sedikit bantuan pengiriman melalui jalur darat.
Namun sayangnya, apa yang telah didapat oleh penduduk Palestina justru membuat semakin banyak nyawa berjatuhan. Sebab militer Israel semakin sering menyerang pencari bantuan. Sebanyak sembilan orang telah tewas disusul puluhan orang mengalami luka-luka.
Hal itu terjadi ketika masyarakat menunggu truk pembawa bantuan dekat Bundaran Kuwait di Kota Gaza lalu diserang oleh militer Israel.
“Sayangnya, ini telah menjadi normal baru bagi para pencari bantuan dan warga Palestina yang kelaparan terdampar di bagian utara Kota Gaza,” ucap Hani Mahmoud dari Al Jazeera.
“Kami telah melihat ini terjadi hampir setiap hari sekarang. Orang-orang berkumpul, menunggu persediaan makanan namun diserang oleh militer Israel,” katanya.
(Leonardus Selwyn)