Faktor Genetik Bisa Pengaruhi Siklus Haid? Ini Penjelasannya
DOKTER spesialis Obstetri dan Ginekologi dr Dinda Derdameisya, Sp.OG mengatakan keterlambatan haid tidak hanya dipicu dari gaya hidup sehari-hari melainkan faktor genetik yang dimiliki.
Menurutnya, genetik yang dipunyai seseorang bisa berpengaruh terhadap siklus haid yang dijalaninya. Untuk itu, tidak heran jika setiap orang memiliki siklus yang berbeda-beda.
“Tekait masalah genetik itu ada ya, jadi misalnya contoh kita ada dua perempuan yang satu ada genetiknya haidnya teratur dan yang satunya lagi nggak. Nah pada saat dia melakukan perubahan gaya hidup atau lifestyle pasti ada yang lebih pada yang pertama genetik, karena itu ada hubungannya dengan metabolik,” kata dr Dinda saat ditemui dalam acara Grand Opening dan Media Diskusi Klinik First Care, di Jakarta Selatan, Senin (4/3/2024).
Tidak hanya itu, dr Dinda juga mengatakan adanya perubahan gaya pola hidup yang dijalani tiap orang menjadikan hal itu juga dapat berpengaruh terhadap siklus haid yang dijalaninya. Sehingga tindakan yang mungkin diberikan kepada pasien pada permasalahan seperti itu adalah terapi hormon.
“Sedangkan yang kedua misalnya dia gak ada genetik disitu dia merubah lifestyle sedikit dia akan bisa menjalani pola siklus haid yang teratur, mungkin contoh yang pertama dia harus menjalani terapi hormon,” ucap dr Dinda.
Dalam diskusinya, Dokter Obgyn, Dr dr Fitriyadi Kusuma, Sp.OG(K) juga menambahkan seseorang dapat dikatakan memiliki siklus haid yang teratur jika dalam kurun waktu 21-35 hari. Namun jika lebih dari 35 hari kondisi itu bisa diwaspadai.
Sebab, siklus haid yang panjang tersebut menyebabkan seseorang akan mengalami haid yang tidak normal atau dapat dikatakan selama dua bulan sekali. Oleh karena itu, dr Fitriyadi menyarankan agar pasien memeriksakan diri jika mengalami siklus haid yang tidak teratur.
