PERAWATAN botoks identik dengan anti-aging. Botoks disuntikkan ke wajah dengan harapan garis halus memudar, sehingga tampilan wajah terlihat lebih muda.
Treatment semacam itu sudah biasa dan banyak ditawarkan klinik kecantikan saat ini. Tapi, apakah Anda pernah mendengar botoks untuk alat kelamin perempuan? Simak ulasan selengkapnya di sini.
Dijelaskan Dokter Spesialis Obgyn dan Ginekologi DERMAVers Clinic dr Arini Firmansyah, SpOG, saat ini pemanfaatan botoks tidak hanya untuk wajah, tapi dapat digunakan sebagai terapi lain, salah satunya vaginismus.
"Botoks disuntikkan ke area Miss V dengan harapan otot-otot di sekitar area genital lebih rileks, sehingga bisa dilakukan penetrasi," kata dr Arini pada awak media di acara 5th Anniversary DERMAVers Clinic di kawasan Gading Serpong, Tangerang, belum lama ini.
Vaginismus sendiri adalah reaksi otomatis tubuh terhadap rasa takut terhadap beberapa atau semua jenis penetrasi Miss V. Jadi, setiap kali penetrasi dilakukan, otot-otot Miss V menegang dengan sendirinya.
Menurut laporan resmi National Health Service (NHS) Inggris, vaginismus tidak melulu dialami perempuan yang belum pernah berhubungan seksual sebelumnya.
"Pada beberapa kasus, vaginismus muncul pada perempuan yang sebelumnya pernah menikmati hubungan seksual penetrasi," terang laman tersebut.
Dijelaskan juga di sana bahwa tanda-tanda berikut ini patut dicurigai vaginismus, seperti:
1. Anda mengalami kesulitan memasukkan tampon ke dalam Miss V.
2. Anda mengalami kesulitan dengan penetrasi Miss V saat berhubungan badan.
3. Muncul rasa nyeri terbakar atau menyengat saat berhubungan badan.