FTALAT merupakan golongan bahan kimia yang kerap kali ditambahkan ke produk konsumen dalam upaya membuat plastik lebih sulit terurai. Bahan kimia tersebut umumnya ditemukan di lantai vinil, furniture dan tirai kamar mandi, ditambah produk tahan hujan dan noda, serta pakaian dan sepatu.
Namun, baru-baru ini terdapat sebuah studi yang mengungkap bahwa bahan kimia sintetis seperti ftalat yang ditemukan pada produk sehari-hari memungkinkan menjadi penyebab peningkatan kelahiran prematur.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Planetary Health ini mengumpulkan data dari program Pengaruh Lingkungan pada Hasil Kesehatan Anak (ECHO) Institut Kesehatan Nasional mulai tahun 1998 dan 2022.
Melansir dari People, Minggu (11/2/2024), penelitian tersebut telah menemukan hampir 57.000 kelahiran prematur terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2018.
Kasus ini berpotensi disebabkan oleh bahan kimia ftalat. Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut dapat bertindak sebagai pengganggu hormon dan berdampak pada plasenta, sehingga membantu perkembangan janin di dalam rahim.
Penulis utama studi tersebut sekaligus direktur pediatri lingkungan di NYU Langone Health, dr. Leonardo Trasande mengungkap bahwa ftalat dapat memicu peradangan yang mengganggu plasenta hingga memicu kelahiran prematur.
“Ftalat juga dapat berkontribusi terhadap peradangan yang dapat semakin mengganggu plasenta dan memicu terjadinya persalinan prematur,” katanya.
Dokter Leonardo Trasande juga menjelaskan bahwa hal ini dapat terjadi karena ditemukannya bahan ftalat dalam kemasan makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
“Penelitian menunjukkan hubungan terbesar dengan persalinan prematur disebabkan oleh ftalat yang ditemukan dalam kemasan makanan yang disebut Di(2-ethylhexyl) phthalate, atau DEHP,” ujar dr. Leonardo Trasande.