“Perlawanan terhadap stunting memerlukan pendekatan sistematis terhadap ekosistem dan juga pemenuhan gizi yang optimal,” ujar dr Boy dalam keterangan resminya.
Saat ini pemerintah sudah melakukan tindakan untuk menekan angka stunting di Indonesia. Salah satunya dengan menjalankan program edukasi seks dan kesehatan reproduksi dengan target siswa/i SMP untuk menekan angka pernikahan usia remaja.
Menurut dr Boy, program edukasi seks dan reproduksi pada usia remaja penting diberikan karena dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab tentang seksualitas, kesehatan reproduksi, dan perencanaan keluarga.
“Pernikahan dini pada remaja dapat meningkatkan risiko seperti komplikasi kehamilan dan persalinan, kematian ibu dan bayi, infeksi menular seksual, kekerasan dalam rumah tangga, kemiskinan, dan stunting pada anak," kata dr Boy Abidin.
(Leonardus Selwyn)