Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Inilah Desa Paling Kesiangan di Indonesia, Jam 09.00 Baru Keluar Matahari

Talitha Reina Alfira , Jurnalis-Kamis, 01 Februari 2024 |16:05 WIB
Inilah Desa Paling Kesiangan di Indonesia, Jam 09.00 Baru Keluar Matahari
Dusun Wota Wati di Gunungkidul, DIY (Foto: YouTube/Buletin iNews)
A
A
A

DUSUN Wota Wati di Desa Pucung, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, DIY memiliki fenomena unik yang mungkin langka ditemui di tempat lain. Ya, di dusun ini matahari pagi lebih lambat keluar namun juga cepat gelap.

Penduduk di wilayah ini, terutama di Kelurahan Pucung, Kapanewon Giri Subo, mengalami pengalaman tersebut secara langsung.

Dikarenakan posisinya yang terletak di lembah dan dikelilingi oleh perbukitan, penduduk dusun ini jarang sekali melihat matahari terbit dan terbenam.

Matahari biasanya baru muncul sekitar pukul 09.00 WIB, jauh lebih lambat dari kebanyakan tempat lainnya di Indonesia.

Pada sore hari, sinar matahari sudah mulai meredup bahkan hilang sepenuhnya pada pukul 16.30 WIB sehingga dusun itu sudah nampak seperti malam hari.

Penduduk Dusun Wota Wati hanya memiliki sekitar tujuh jam untuk menikmati cahaya matahari setiap harinya, dan itupun tergantung pada cuaca jika lagi cerah.

Dusun Wota Wati

(Foto: YouTube/Buletin iNews)

Kondisi geografis dusun yang dikelilingi oleh perbukitan membuat sinar matahari sulit mencapainya.

Terletak tersembunyi di antara pegunungan seribu, dusun ini hanya dapat diakses melalui satu jalan utama yang terbuat dari corblok.

Karena minimnya lalu lintas kendaraan bermotor, suasana di Dusun Wota Wati tetap asri dan sunyi, bahkan cenderung horor di malam hari.

Kondisi unik dusun ini yang nyaris tak pernah melihat matahari terbit maupun terbenam sempat viral di media sosial. Dengan penghuni sekitar 500 jiwa, dusun ini telah menarik perhatian banyak orang untuk mengunjunginya.

Fenomena ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin mengalami sensasi yang berbeda.

Selain itu, keberadaan area persawahan yang masih hijau dan keramahan warga setempat turut menciptakan suasana kedamaian bagi siapa pun yang mengunjungi Dusun Wota Wati.

Selain fenomena uniknya, Dusun Wota-Wati juga memiliki kekayaan budaya yang menakjubkan.

Setiap penduduk di tempat ini memiliki warisan budaya berupa benda-benda pusaka seperti keris, tombak, dan patrem. Sayangnya, beberapa di antaranya terlihat sudah keropos dan tidak terawat dengan baik.

Yang lebih menarik, kebanyakan penduduk yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani itu tidak mengetahui asal-usul benda-benda bersejarah tersebut.

Dusun Wota Wati

(Foto: YouTube/Buletin iNews)

Saat ditanya tentang asalnya, banyak dari mereka hanya bisa menjawab bahwa benda-benda tersebut telah diturunkan dari generasi ke generasi, tanpa mengetahui silsilah nenek moyang mereka yang sebenarnya.

Di masa lampau, dusun yang terdiri atas empat RT dan dihuni oleh 80 kepala keluarga ini berada di aliran Bengawan Solo purba, namun seiring berjalannya waktu, aliran tersebut mengering.

Akibatnya, penduduk mulai membuka lahan pertanian dan kemudian membangun permukiman, yang akhirnya membentuk Dusun Wota Wati yang unik dan menarik seperti yang ada saat ini.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement