Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bubarkan Ujian Masuk Perguruan Tinggi 90 Detik Lebih Cepat, Siswa SMA Korsel Gugat Pemerintah

Lidia Pratama , Jurnalis-Selasa, 02 Januari 2024 |17:30 WIB
Bubarkan Ujian Masuk Perguruan Tinggi 90 Detik Lebih Cepat, Siswa SMA Korsel Gugat Pemerintah
Ujian masuk perguruan tinggi, (Foto: Yustinus Tjiuwanda/Unsplash)
A
A
A

KOREA Selatan, dikenal sebagai negara yang punya ujian masuk perguruan tinggi yang sulit. Tak main-main, ujian masuk perguruan tinggi atau biasa disebut CSAT digelar sangat serius di negara Ginseng satu ini.

Tak heran tantangan sulit tersendiri di kalangan para siswa yang menjalaninya, mengingat begitu berdampak besar pada kehidupan dan jenjang pendidikan masing-masing siswa. Itulah kenapa setiap siswa di negara ini sangat serius mempersiapkan dan mengikuti ujian CSAT atau dalam istilah bahasa Korea disebut dengan Suneung.

Bagi banyak siswa, ujian satu tahun sekali ini adalah garis -hidup dan mati- mereka. Makanya, tak ada satu siswa pun yang mau gagal dalam pelaksanaannya.

Betapa seriusnya ujian masuk perguruan tinggi di Korea Selatan, baru-baru ini jadi pemberitaan dan sorotan publik. Dilaporkan ada inisiden terjadi, di mana ujian Suneung berakhir 90 detik lebih awal dari durasi waktu yang seharusnya.

Dibubarkan 90 detik lebih awal, dilansir dari Oddity Central, Selasa (2/1/2024) para siswa yang mengikuti ujian justru merasa terganggu dan tak terima. Merasa dicurangi, diberitakan lebih lanjut para siswa kurang lebih sebanyak 39 orang bahkan hingga menuntut kompensasi dari pemerintah sebesar 20juta Won atau kurang lebih mencapai Rp230 juta untuk setiap siswa, yang diperkirakan setara dengan biaya satu tahun belajar untuk mengikuti ujian di tahun berikutnya.

Kronologi bermula pada akhir ujian bahasa Korea di tahap pertama, bel berbunyi 90 detik lebih awal dari yang seharusnya, membuat siswa terkejut saat pengawas ujian mulai mengambil kertas ujian, meski kala itu para siswa sudah protes.

Disebutkan lebih lanjut, pihak terkait dikatakan telah mengakui kesalahannya dan berusaha memperbaiki keadaan dengan menambahkan waktu satu setengah menit. Namun waktu 90 detik itu para siswa hanya boleh mengisi kolom jawaban yang kosong, tapi tak boleh mengubah atau mengoreksi jawaban sebelumnya.

Disebutkan lebih lanjut dampak insiden ini sangat traumatis bagi sejumlah siswa, bahkan beberapa di antaranya memutuskan untuk menyerah sepenuhnya dan meninggalkan tempat ujian. Para siswa menilai setiap tindakan yang merusak mental dan emosional mereka sebagai peserta ujian masuk perguruan tinggi tidak boleh dianggap enteng.

Kim Woo-suk, pengacara siswa, percaya bahwa tuntutan ini memiliki dasar yang kuat, terutama setelah tuntutan hukum sebelumnya yang berhasil memberikan kompensasi kepada para siswa setelah mengalami insiden serupa pada ujian CSAT di tahun sebelumnya.

(Rizky Pradita Ananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement