LIBUR Natal dan tahun baru banyak dimanfaatkan untuk berwisata. Pesawat salah satu transportasi yang banyak digunakan untuk pergi liburan. Pramugari mengungkapkan perilaku buruk penumpang pesawat saat liburan Natal.
Seorang pramugari di Inggris bernama Saya Nagori mengekspresikan kekecewaannya terhadap perilaku penumpang saat merayakan Natal. Dia mengungkapkan bahwa perilaku yang kurang sesuai, terutama yang berkaitan dengan konsumsi alkohol berlebihan di pesawat, dapat mengganggu jam kerja pramugari dan penumpang lainnya.
Nagori mengungkapkan perilaku penumpang mana yang paling mengganggu awak kabin selama musim liburan. Menurut pengalamannya, ada dua tipe wisatawan yang sering ditemui selama musim liburan: pertama, mereka yang sangat bersemangat untuk pulang ke rumah dan merayakan liburan, dan kedua, para scrooges yang terkenal kasar dan pemarah. Scrooges adalah istilah orang bersikap buruk tapi pura-pura baik.
Nagori menjelaskan bahwa penumpang yang sangat bersemangat untuk pulang ke rumah cenderung penuh energi dan antusiasme, tetapi terkadang kelebihan kegembiraan mereka bisa membuat situasi menjadi kurang nyaman bagi awak kabin dan penumpang lainnya. Di sisi lain, "scrooges" – yang cenderung kasar dan pemarah – dapat menciptakan suasana yang tidak menyenangkan dan menimbulkan stres bagi kru kabin.
BACA JUGA:
Menurut pengalaman Nagori, kedua jenis perilaku ini dapat mengganggu kenyamanan dalam penerbangan dan memberikan tantangan tersendiri bagi awak kabin yang berusaha memberikan layanan terbaik kepada penumpang.
Dikutip dari Daily Star, Selasa (26/12/2023), dari pengalaman bekerja selama liburan, 'kebencian' terbesar Saya Nagori adalah ketika penumpang bepergian dengan teman atau anggota keluarga dan kemudian mabuk dengan alasan, 'Hei, ini Natal, waktunya untuk merayakannya'.

Ia menambahkan bahwa minuman di ruang tunggu bandara merupakan cara yang umum bagi banyak orang Inggris untuk memulai liburan mereka. Meskipun satu gelas bir atau anggur sebelum naik pesawat untuk meredakan ketegangan, sebaiknya batasi konsumsi alkohol hanya sampai di situ.
Ia menyoroti bahwa mereka yang minum terlalu banyak sebelum penerbangan atau membeli minuman keras dari troli sering kali menjadi tidak kooperatif dan merepotkan bagi awak kabin. Permintaannya adalah agar masyarakat lebih memperhatikan perilakunya, terutama menjelang Natal.
BACA JUGA:
Bukan hanya karena perilaku tersebut mengganggu kru kabin. Dia juga ingin penumpang mempertimbangkan sesama pelancong perjalanan. Dia menjelaskan pesawat sering kali penuh sesak, bandara ramai, dan pramugari sering merasa kelelahan. Selain itu, cuaca buruk, gangguan kesehatan, dan masalah lain seringkali dapat menyebabkan kekacauan dalam penerbangan.
Denda atas perilaku mabuk di pesawat mencapai £5.000 setara dengan 100 juta rupiah, dan ancaman hukuman penjara selama dua tahun bagi pelanggar. Menurut Otoritas Penerbangan Sipil, hukuman hingga lima tahun penjara untuk perilaku yang membahayakan keselamatan pesawat dan denda yang jumlahnya berkisar antara sekitar 187 juta hingga 1,5 miliar rupiah, tergantung pada pesawat dan lokasi pendaratan. Konsekuensi ini seharusnya menjadi peringatan bagi penumpang yang melanggar peraturan di dalam pesawat.
(Salman Mardira)