MENOPAUSE merupakan proses biologis yang terjadi pada semua perempuan yang ditandai dengan perimenopause. Hal ini merupakan fase yang wajar terjadi.
Pada masa perimenopause, seorang perempuan akan mengalami beberapa gejala akan bertahan ataupun bertambah bahkan saat Menopause terjadi. Kendati terjadi secara natural, beberapa gejala yang sering dialami wanita ini kerap menurunkan rasa percaya diri hingga memicu stres.
“Beberapa gejala sering kali membuat perempuan Menopause mengalami kesulitan, kesakitan, ataupun kurang percaya diri dengan gejala-gejala seperti obesitas, siklus menstruasi yang tidak teratur, vagina kering, semburan panas (hot flashes), demam, keringat pada malam hari dan gangguan tidur, perubahan metabolisme, rambut rontok, payudara mengendur, tekanan darah meningkat, kolesterol dan gula darah meningkat, hingga akhirnya bisa mempengaruhi kondisi mental,” ujar dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG, dalam jumpa media, di Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2023).
Penurunan hormon estrogen selama menopause, dapat meningkatkan resiko dari beberapa penyakit. Dimana bahaya terbesar yang dihadapi, setelah menopause sebenarnya adalah penyakit jantung. Selain itu ada juga beberapa penyakit yang semakin meningkat saat menopause yaitu osteoporosis, obesitas, infeksi saluran kemih (ISK), dan Inkontinensia urine.
Terapi Hormon untuk Menopause
Terapi hormon untuk keluhan menopause merupakan pengobatan utama untuk menopause. Namun penting untuk dilakukan screening terlebih dahulu, terutama untuk mengetahui apakah ada potensi kanker atau tidak di dalam tubuh.
“Sebelum memutuskan pengobatan apapun perempuan harus tahu bahwa risiko perubahan tubuh dan resiko timbulnya penyakit menopause. Harus dilakukan screening dulu, adakah bakat dari kanker payudara, teroid, serviks, pap smear atau USG dulu apakah ada penebalan dinding rahim atau keluhan lainnya,” kata dr Ni Komang.