Potret Aitana Lopez, Model AI yang Raih Penghasilan Hingga Rp67 Juta Per Bulan
KECANGGIHAN teknologi yang semakin hari semakin canggih, seringkali membuat kita terkejut. Seperti contohnya kehadiran model virtual yang dibuat dengan teknologi Artificial Intelligence (AI)
Ialah Aitana Lopez atau Fit Aitana yang saat ini tengah terkenal di dunia maya dan banyak diperbincangkan publik di linimasa media sosial beberapa waktu belakangan ini. Aitana sendiri diketahui walau baru merilis akun Instagram pribadinya, @fit_aitana empat bulan lalu, tapi kini sudah memiliki sekira 114 ribu pengikut.
Mengutip Marca, Minggu (12/11/2023) dengan popularitasnya tersebut Aitana disebutkan berhasil mendapatkan penghasilan bulanan sebesar 4.000 Euro atau kurang lebih Rp67,2 juta, nominal yang bahkan manusia sungguhan di kehidupan nyata banyak tak bisa mendapatkanNya.
Aitana merupakan produk Artificial Intelligence (AI) ciptaan dari agen komunikasi The Clueless. Model yang memiliki sapaan Fit Aitana ini memiliki kepribadian sangat mirip dengan influencer nyata lainnya.
(Foto: Instagram @fit_aitana)
Fit Aitana memiliki minat pada video game, kebugaran, dan cosplay. Hal ini dapat dilihat potret-potret yang diunggah dalam akun Instagramnya. Dirinya yang terbuat dari AI benar-benar terlihat seperti manusia sungguhan.
Bagi yang tidak memperhatikan profil singkat pada bagian biodata di laman Instagram tersebut, pasti banyak orang yang tidak sadar jika Fit Aitana adalah AI, bukan manusia sungguhan.
(Foto: Instagram @fit_aitana)
Dalam akun Instagram pribadinya, Fit aitana terlihat berfoto di berbagai tempat yang berbeda dengan pakaian yang berbeda yang terlihat sangat nyata dan potret-potretnya ini berhasil disukai oleh ribuan orang.
The Clueless menyebut bahwa Aitana Lopez adalah tokoh fiksi yang tingkat realisme dalam kehadiran onlinenya luar biasa. Agensi ini secara terbuka memasarkan layanannya di situs webnya, memungkinkan klien untuk mengontrak model yang dihasilkan AI, menekankan peran AI di masa depan pemodelan dan pembuatan konten digital.
Model virtual ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan spesifik merek, memberikan tingkat spesialisasi yang bisa saja tidak mungkin diterapkan atau dilakukan oleh model manusia sungguhan.
(Rizky Pradita Ananda)
