Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Yosua Andrew Junior MasterChef Indonesia Ungkap Plus Minus Jadi Chef di Amerika

Nida Akmalia Purnamasari , Jurnalis-Selasa, 07 November 2023 |13:30 WIB
Yosua Andrew Junior MasterChef Indonesia Ungkap Plus Minus Jadi Chef di Amerika
Yosua Andrew, (Foto: Instagram @indonesiapatisserie_school)
A
A
A

SUKSES menjadi Top 4 dari ajang memasak bergengsi, Junior MasterChef Indonesia Yosua Andrew Tan ternyata makin giat melanjutkan langkahnya dalam menekuni dunia kuliner.

Setelah bersekolah di Indonesia Patisserie School dan menyelesaikan program culinary and baking, Yosua kemudian melanjutkan pendidikan kulinernya Culinary Institute of America di New York, Amerika Serikat sejak 2020.

Tak hanya menuntut ilmu di bangku sekolah, Yosua juga sibuk bekerja. Meski usianya masih begitu muda, cowok berkacamata satu ini diketahui sudah dipercaya memegang posisi sebagai Fish Roast di restoran Medern, New York yang merupakan restoran berbintang 2 Michelin Star.

Ya, walaupun belum berhasil meraih juara di ajang Junior MasterChef Indonesia pemuda satu ini tidak menyerah, Berangkat dari ajang memasak inilah, ia memutuskan untuk semakin memperdalam dunia kuliner. Selain di Medern, New York, Yosua juga sudah pernah menjadi externed di Wayan, restoran Indonesia Perancis di pusat kota New York.

Perjalanan Yosua bekerja dan belajar kuliner, serta meraih mimpi di New York memang tak mudah dan tak selalu mulus. Namun ia menyebutkan, sejauh ini ia tidak pernah merasakan perlakuan tidak mengenakkan atau tindak perundungan.

“Thankfully dapur tempat aku bekerja itu mayoritas orang-orang Asia. Head Chef aku juga orang Asia, jadi di tempat aku kerja aku tidak merasa yang enggak enak atau dibully,” jelas Yosua kala diwawancara Okezone baru-baru ini.

Meski belajar dan bekerja di tempa dengan latar belakang budaya, etos kerja, dan lingkungan yang berbeda, diungkap Yosua hal ini tak menjadi masalah bagi dirinya. Justru ia merasa bersyukur dengan semua pengalaman yang sudah ia dapat selama sekolah dan bekerja di dunia kuliner Amerika.

“Pengalaman yang kamu dapat, tidak bisa direplika di mana-mana. Kultur kerja yang beda dengan di negara lain, intensitas yang tinggi dan kompetitif, bisa mencoba banyak restoran Michelin Star sama koneksi yang kita dapat,” tuturnya lagi

Meski memang, Yosua tak menampik tetap ada hal minus yang ia rasakan bersekolah dan bekerja di dapur restoran Bintang Michelin di kota sebesar dan seramai New York.

“Jam kerja, pressure, biaya hidup di New York ya. Menurutku kalau jamu tidak ingin jadi chef professional chef dan enggak passionate. Jangan deh, karena enggak sepadan. Semua terasa sepadan jika kita sendiri yakin dengan apa tujuan yang ingin kita raih,” pungkas Yosua.

(Rizky Pradita Ananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement