BEKANTAN atau Nasalis larvatus, termasuk dalam keluarga Cercopithecidae dan berkerabat dekat dengan spesies lainnya seperti babon, colobus merah, dan kera.
Mereka berwarna coklat kemerahan dan memiliki hidung besar dan ekor panjang yang khas. Anda bisa menemukan mereka di hutan bakau dan rawa. Bekantan suka memanjat pohon, atau berenang menyeberangi sungai.
Hewan ini memiliki ukuran hidung yang cukup bervariasi, serta salah satu spesies yang terancam punah karena hilangnya habitat alaminya dan perburuan.
Melansir dari AZ Animals, berikut 10 fakta menarik bekantan hewan endemik Kalimantan;
1. Terancam punah
Diketahui data terbaru mengenai bekantan, bahwa spesies ini terancam punah karena perburuan liar, serangan predator, dan rusaknya habitat asli mereka.
Tak hanya itu, para peneliti memperkirakan bahwa dalam 40 tahun terakhir, bekantan telah kehilangan wilayahnya hampir 50 persen. Hasilnya, IUCN telah mengklasifikasikan spesies bekantan sebagai hewan yang terancam punah.
2. Hasilkan ragam bunyi untuk berkomunikasi
Hewan ini memiliki berbagai macam suara yang memiliki arti berbeda. Uniknya, bekantan jantan sering membunyikan suara satu sama lain untuk menyampaikan pesan mereka dalam kelompok.

(Foto: IG/@dzizapl)
Mereka mampu menghasilkan panggilan alarm yang khas dan membuat vokalisasi tertentu ketika berbicara dengan bayi. Bahkan, bekantan betina mengeluarkan suara khas saat marah. Hebatnya, spesies ini bisa melakukan komunikasi verbal dan nonverbal seperti memamerkan gigi, menggoyangkan dahan, atau melompat-lompat.
3. Mampu hidup hampir 20 tahun
Bekantan betina biasanya melahirkan pada pagi atau malam hari. Bayi mereka akan menyusui selama 6 minggu dan akan berhenti di usia 7 tahun. Selain itu, bekantan jantan akan matang secara seksual pada usia sekitar 4 atau 5 tahun, sementara betina mencapai kematangan seksual pada usia 4 tahun.
Faktanya, hewan ini dapat hidup hingga usia rata-rata 20 tahun. Mengingat tingkat kedewasaan mereka, siklus hidup mereka mengikuti siklus hidup manusia, karena mereka menghabiskan sekitar ¾ hidupnya sebagai orang dewasa.
4. Bukan hewan agresif
Hewan primata ini tidak terlalu agresif untuk mempertahankan wilayah kekuasaanya. Mereka sering berkumpul dan bepergian bersama. Menariknya, mereka tidak bersaing satu sama lain, melainkan memiliki sikap bebas.

(Foto: IG/@proboscis_)
Di beberapa daerah, bekantan terkadang hidup dalam kelompok yang terdiri dari spesies lain, seperti kukang. Tidak hanya hidup bersama, bekantan juga melakukan perkawinan dan melahirkan keturunan hibrida.
5. Hewan primata teritorial
Berbeda dengan hewan primata lainnya seperti gorila dan simpanse, Bekantan merupakan hewan penyendiri dan sosial.
Secara umum, bekantan cenderung hidup berkelompok yang terdiri dari bekantan jantan, betina, dan beberapa anak bekantan. Namun, bekantan jantan lebih suka hidup sendiri, karena mereka dikenal sebagai primata teritorial, dan kelompok yang saling bersinggungan.