Kemudian Kiai Kholil Bangkalan dengan tenang memberi jawaban. "Kamu masih punya satu ekor yang lebih besar kan di rumah? Besok dibawa ke sini ya!" kurang lebih begitulah kata Kiai Kholil, sebagaimana dikutip dari laman dutaislam.
Nah, keesokan harinya santri tersebut kembali lagi menghadap Kiai Kholil dengan menuntun seekor sapi berukuran besar.
"Besar juga ya sapi kamu, lebih besar daripada yang disembelih saat tahlilan kemarin," kata Kiai Kholil sambil menepuk-nepuk sapi.
Santri itu hanya tersenyum dan sedikit bangga mendengar pujian tersebut. Selanjutnya di depan para santri lainnya, Kiai Kholil meminta dibuatkan timbangan besar dari glugu (batang kelapa) dan dibawakan secarik kertas.

Setelah timbangan dari pohon kelapa telah jadi, sapi milik santri ditambatkan di sisi kiri. Timbangan pun timpang, berat sebelah.
Namun yang membuat takjub, Mbah Kholil kemudian menulis kalimat tahlil tiga kali dan kalimat 'Muhammadurrasulullah', yang sama persis saat memimpin tahlil di kediaman santri tersebut.
Kertas tersebut kemudian ditaruh di timbangan sebelah kanan. Ajaibnya, timbangan jadi berat ke sebelah kanan. Sapi gemuk yang ada di sebelah itupun kalah berat dengan selembar kertas yang ditulis kalimat Tahlil oleh Kiai Kholil. Semua santri yang menyaksikan kejadian itupun takjub dan mengakui karomah sang guru.
(Rizka Diputra)