BELUM lama ini viral di sosial media seorang ibu nampak ingin melakukan aksi percobaan bunuh diri bersama bayinya, dengan cara ingin melompat ke rel kereta saat Commuter Line melintas. Parahnya lagi, si ibu nyaris melempar bayinya ke rel.
Masih beruntung, aksi nekatnya bisa digagalkan oleh petugas yang berjaga di stasiun tersebut. Ibu itu pun diduga mengalami baby blues atau post partum depression (PPD).
Sayangnya beberapa orang sering memberikan respons kepada ibu yang mengalami baby blues dan PPD dengan memarahinya atau menyuruhnya agar lebih bersyukur karena sudah dikaruniai seorang anak.
Lalu apa benar ibu yang Baby Blues tak boleh dimarahi?
“Ibu dengan baby blues atau PPD sudah merasa begitu bersalah dengan apa yang dirasakan. Maka dari itu, cobalah untuk memvalidasi perasaannya, bukan hanya menyalahkan, atau memarahinya jika tindakannya itu berbahaya,” kata Disya Arinda, dikutip dalam akun X miliknya @disyarinda.
BACA JUGA:
Menurutnya, tindakan tersebut tidak seharusnya dilakukan. Karena hal penting yang terlebih dahulu harus diperhatikan adalah menyelamatkan kondisi si ibu dan bayi ke tempat yang lebih aman.
Jika memungkinkan si ibu dan anaknya dipisahkan sementara waktu. Ini bertujuan agar kondisi kebutuhan fisik ibu dan bayi dapat tercukupi. Karena pada beberapa kasus, dalam kondisi seperti itu ibu dengan PPD akan berisiko semakin terpicu dan melakukan tindakan tanpa adanya pikiran panjang. Sehingga pentingnya dukungan keluarga sangat diharapkan pada kondisi seperti ini.
BACA JUGA:
“Kalau hanya menyalahkan si ibu, sama aja menjauhkannya dari kondisi pulih yang layak ia dapatkan,” ucap Disya Arinda.
Pada intinya, tidak ada seorang ibu yang ingin dengan sengaja mengalami kejadian itu, mereka hanya butuh dukungan dan validasi perasaannya dengan diberikan empati, pahami bahwa menjadi seorang ibu tidaklah mudah bagi sebagian orang, karena kondisi tiap ibu-ibu berbeda kerentanannya.
Lalu bagaimana cara membantu ibu dengan baby blues atau postpartum depression? Menurut Psikolog Disya Arinda cara yang dapat dilakukan untuk membantunya yaitu:
1. Dengerin saja dulu tanpa menghakimi
2. Berikan afirmasi positif, ingatkan betapa kuatnya ia telah melalui semua kesulitan ini
3. Beri juga perhatian bagi si ibu, bukan hanya si bayi
4. Bantu ibu merawat si bayi agar ibu bisa istirahat dgn optimal (atas izin ibu dan ayah ya)
5. Ajak ibu happy-happy misalnya dengan membuat atau membelikan makanan kesukaannya
6. Hindari komentar-komentar di depan ibu, kalau ada saran sampaikan dengan sopan dan jangan terlalu memaksa
7. Berikan ruang dan kepercayaan bagi si ibu untuk belajar beradaptasi
8. Temani ke profesional seperti ke psikolog klinis atau psikiater.
(Dyah Ratna Meta Novia)