KETERBATASAN dan segudang kesibukan sebagai staf khusus Presiden RI, tak membuat Angkie Yudistia lupa untuk terus membagikan semangat dan inspirasinya kepada para penyandang disabilitas.
Kali ini, Angkie kembali meluncurkan buku inspiratif yang menunjukkan bahwa para penyandang disabilitas punya hak dan kehidupan yang setara layaknya manusia lain pada umumnya.
Lewat buku keempat, berjudul ”Menuju Indonesia Inklusi” yang diluncurkan di Azalia Hall, Teluk Betung, Jakarta, hari ini, Jumat, (21/7/2023), Angkie ingin menuturkan bagaimana perkembangan disabilitas di Indonesia.
Tak hanya rintangan, tantangan yang kerap dihadapi para penyandang disabilitas, namun juga langkah-langkah pemerintah dalam menciptakan lingkungan bernegara yang terbuka serta ramah terhadap penyandang disabilitas.
(Foto: MPI/ Wiwie)
”Melalui buku ini, saya berharap kita sebagai warga Indonesia bisa melihat bagaimana negara selama ini hadir dan memastikan pelindungan terhadap seluruh hak-hak disabilitas agar tercipta lingkungan yang inklusif,” ujar Angkie, saat ditemui dalam peluncuran buku, Jumat (21/07/23).
Dalam peluncuran bukunya, Angkie menuturkan, buku ini menjelaskan praktik bernegara yang selama ini dijalankan oleh pemerintah berlandaskan undang-undang nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas.
Merujuk keterangan Angkie, Indonesia memiliki payung hukum bagi disabilitas yang menjadi acuan dalam menjamin kehidupan bernegara yang inklusif. Melalui UU Nomor 8 tahun 2016 dan tujuh Peraturan Pemerintah (PP) serta dua Peraturan Presiden (Perpres) tersebut, seluruh pemangku kebijakan baik di pusat dan di daerah, bisa merealisasikan amalan yang berorientasi pada pelindungan hak-hak disabilitas untuk hidup setara dengan sesama warga lainnya.
Usai menjabat sebagai Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia berupaya membangun komunikasi lintas sektor demi mewujudkan ekosistem yang inklusi di Indonesia.
“Menurut data survei sosial ekonomi nasional (susenas) tahun 2020, jumlag penyandang disabilitas di Indonesia sebanyak 22,9 juta orang,” ungkap Angkie.
“Ini menjadi tantangan kita bersama, selama ini untuk menjamin keterbukaan akses bagi penyandang disabilitas supaya bisa merasakan manfaat yang diberikan oleh pemerintah baik pusat dan daerah,” lanjutnya.
Buku Menuju Indonesia Inklusi ditulis Angkie dengan harapan besar, Indonesia akan menjadi percontohan bagi dunia Internasional dalam memberikan kepastian hukum serta hak bernegara yang setara bagi warga disabilitas. Ia berharap suatu saat, negara negara lain menjadikan Indonesia sebagai inspirasi dalam memuliakan penyandang disabilitas dalam kehidupan bernegara.
“Buku ini menceritakan proses-proses tersebut sedang dilakukan untuk menciptakan ekosistem bernegara yang ramah penyandang disabilitas,” harapnya.
Pada peluncuran buku ini, Angkie juga turut menyertakan penyandang disabilitas untuk sama-sama terlibat dalam mewujudkan ekosistem inklusi di Indonesia. Mereka tak hanya hadir merasakan kebersamaan dalam kesetaraan, namun juga mulai mengasah keberanian untuk bisa unjuk gigi terkait potensi diri.
Buku terbaru dari Angkie Yudistia ini sendiri dapat diperoleh dengan mudah melalui layanan aplikasi jual beli daring tokopedia dan akun Instagram @menujuindonesiainklusi. Hasil dari pembelian buku akan diperuntukkan sebagai beasiswa pelatihan vokasional bagi penyandang disabilitas.
Ke depannya, buku Menuju Indonesia Inklusi juga tersedia secara digital melalui aplikasi google book untuk memudahkan penyandang disabilitas mengakses buku tersebut.
”Prinsipnya, buku ini adalah dari disabilitas untuk disabilitas. Sehingga, perjuangan untuk memastikan kesetaraan tidak putus dan selalu mengalami estafet serta berkelanjutan dalam mewujudkan Indonesia yang inklusi," tutup Angkie.
(Rizky Pradita Ananda)