SEBAGIAN orang atau pasangan ada yang memilih untuk childfree atau tidak memiliki anak. Namun di Indonesia sendiri hal tersebut masih menjadi sesuatu yang tabu, bahkan sebagian orang ada yang tidak menerimanya karena tidak akan lahir keturunan sebagai penerus keluarga.
Dokter er Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Boy Abidin Sp.OG, Subsp F.E.R mengatakan, Indonesia masih kental dan kuat budaya ke-timurannya sehingga wajar jika childfree masih jadi sesuatu yang tabu untuk dibicarakan dan juga dilakukan.
Sementara untuk di luar negeri, seperti orang-orang Eropa atau Amerika childfree sudah menjadi hal yang biasa dan tidak lagi dianggap tabu oleh masyarakatnya.
Dokter Boy bilang, tidak semua budaya atau kebiasaan di negara-negara Barat baik untuk diterapkan di Indonesia. Di mana hal tersebut cukup bertolak belakang, dan tidak semua orang bisa paham serta mau menerimanya.
"Harapan saya sih ditabukan saja, jangan diikutin karena kalau kita ikutin tren di luar gak semuanya sesuatu yang baik," katanya dalam wawancara bersama Okezone Health, Kamis (20/7/2023).
Selain itu, di Indonesia sendiri budaya bergotong royong dalam berbagai hal termasuk mengurus anak masih sangat kuat. Sehingga jika ada pasangan yang kewalahan dalam menjaga buah hatinya, maka salah satu pihak keluarga umumnya bersedia untuk dititipi
"Di kita (Indonesia) juga masih yakin, memberi makan anak itu bukan suatu beban. Banyak dari kita saling gotong royong, membantu jika kesulitan mengurus anak, budaya kita masih cukup kuat kekeluargaannya," terangnya.
Selain itu, tambah dia, lahirnya anak bukan hanya bermanfaat untuk sistem reproduksi wanita saja. Namun sekaligus melahirkan dan menciptakan keturunan yang lebih baik, serta menjaga warisan generasi yang nantinya akan meneruskan budaya-budaya di daerahnya masing-masing.
(Martin Bagya Kertiyasa)