MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menyebut, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia selama Januari hingga Mei 2023 mencapai 4.118.521 orang, atau meningkat 312 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dari data tersebut, 48 persen wisman masuk ke Tanah Air melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, 16 persen lewat Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, sisanya 36 persen lagi masuk dari pintu gerbang atau bandara internasional lain di Indonesia.
"Tentunya kita melihat pentingnya Bali yang harus dijaga, sebagai destinasi unggulan," ujarnya dalam Weekly Brief With Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta Pusat.

Lebih lanjut kata Sandiaga, meningkatnya kunjungan wisman di Bali ini juga tidak terlepas dari isu-isu.
Di mana pihaknya berharap Pulau Dewata ini dapat memiliki nama yang baik, dan segala persoalan dapat ditangani.
"Sehingga pesan yang keluar dari Bali ini adalah Bali yang sangat indah, ramah, berbasis budaya dan bermartabat," terang dia.
Sementara itu, Kadispar Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun menjelaskan, kondisi wisman kunjungan ke Bali dari Januari sampai dengan Juni lebih dari 2,395 juta.
Ia menuturkan, negara-negara yang mendominasi datang ke Bali adalah Australia, India, Amerika Serikat, Inggris, Singapura, China, Malaysia, Korea Selatan, Jerman dan Rusia.
"Tentu ini kami berharap China akan menduduki nomor 1 (seperti) pada 2018 yaitu 1,1 juta," terangnya.
Kemudian untuk Rusia sendiri bergeser yang mulanya urutan ke lima menjadi ke-10, karena dipengaruhi oleh adanya peperangan di negara tersebut. Selain itu ditambah dengan pandemi, sehingga negara tersebut harus tergeser oleh lainnya.
Tjok Bagus menambahkan, saat ini di Bali sudah terbentuk satgas guna menangkal isu-isu miring yang berkaitan dengan Bali. Sekaligus memberikan pemahaman kepada para wisatawan, apa saja yang diperbolehkan maupun dilarang.
"Kami menginginkan wisatawan yang datang itu tahu apa yang boleh dan dilarang, karena kami ingin memberikan wisata yang berkualitas, berkelanjutan dan bermartabat," tutupnya.
(Rizka Diputra)