JUMLAH wisatawan baik domestik maupun mancanegara kian menunjukkan lonjakan signifikan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Bandara yang menjadi gerbang pariwisata ke Pulau Dewata ini perlahan namun pasti telah menjelma sebagai salah satu bandara tersibuk di dunia.
Bahkan bandara ini kerap mengalami over crowded saat peak time, sehingga dinilai kurang ideal karena keterbatasan lokasi.
Hal itu dikhawatirkan dapat mengganggu pergerakan pariwisata Bali, sehingga reputasi Bali sebagai salah satu destinasi favorit dunia bisa terusik. Adapun salah satu solusi guna mengantisipasi masalah tersebut ialah membangun bandara baru.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menegaskan, tidak ada alasan untuk menunda pembangunan Bandara Bali Utara di Buleleng yang akan dibangun di atas pantai atau off shore airport.
Menurut dia, pembangunan Bandara Internasional di Bali Utara sangat potensial mendongkrak pariwisata dan perekonomian di wilayah Bali Utara, khususnya Kabupaten Buleleng.

"Kita tidak bisa melihat perekonomian Provinsi Bali hanya dari Kabupaten Badung saja. Tetapi juga harus melihat perekonomian di Kabupaten Buleleng dan lainnya. Dari data BPS, jumlah penduduk miskin terbanyak di Provinsi Bali masih didominasi oleh Kabupaten Karangasem dan Buleleng," ujarnya seperti dikutip dari ANTARA.
Meski demikian, masyarakat dan stakeholder di Kabupaten Buleleng harus kompak mendukung rencana pembangunan tersebut, yang salah satunya diwujudkan dengan kesediaan masyarakat sekitar untuk terlibat aktif.
Terlebih, jika mengacu pada data kata dia, tingkat kepadatan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar menjadi persoalan karena tidak memungkinkan untuk diperluas lagi, baik runway, terminal dan kelengkapannya. Ditambah terbatasnya jalan akses dari dan ke bandara.