HARI Kartini menjadi momen untuk memperingati perjuangan RA Kartini dalam memperjuangkan hak bagi para perempuan di Indonesia. Perjuangan RA Kartini pun diteruskan dalam semangat-semangat Kartini masa kini, salah satunya Maudy Ayunda.
Melalui akun Instagramnya, Maudy Ayunda tampak mengunggah potret cantiknya dalam balutan kebaya berwarna kuning. Kebaya brukat transparan tersebut tampak berpadu cantik dengan paras ayu yang dimiliki Maudy Ayunda.
Penampilannya kian anggun dan elegan dengan tambahan aksesoris berwarna gold berupa kalung yang melingkar di lehernya dan sepasang anting di telinganya.
Dalam unggahan tersebut, Maudy Ayunda tak hanya memberi ucapan Hari Kartini, namun ia juga turut menjabarkan misi Ibu Kartini yang perlu kaum Hawa Ingat. Salah satunya yakni terkait perjuangan potensi dan kemanusiaan perempuan.

“Selamat hari kartini, teman-teman! Misi ibu kartini patut kita ingat selalu: memperjuangkan potensi dan kemanusiaan perempuan,” tulis Maudy melalui akun Instagramnya, @maudyayunda.
Maudy juga menyoroti makna Hari Kartini yang tertuju pada pendidikan dan pemberdayaan perempuan sehingga mereka memiliki hak untuk bertindak dan berkembang tanpa adanya hambatan gender.
“Dan ini melampaui pendidikan perempuan - tetapi tentang pemberdayaan perempuan sebagai individu sehingga mereka dapat memilih, bertindak, dan berkembang tanpa hambatan gender,” tegasnya.
Dalam keterangannya, Maudy juga menjelaskan, bahwa sosok Ibu Kartini merupakan seorang perintis di masanya. Dimana, saat itu, Ibu Kartini berani memberikan kritik dan pertentangan untuk memperjuangkan kebenaran.
“Dia juga perintis selama waktunya. Kami lupa: dia mengkritik dan menentang banyak hal yang dianggap kebenaran dan kebijaksanaan konvensional pada saat itu,” ungkapnya.
Di akhir keterangannya, Maudy Ayunda lantas berharap agar kisah perjalanan sosok Ibu Kartini membuat siapapun berani untuk bertindak dalam mencari kebenaran. Salah satunya untuk menantang ketidakadilan, khususnya yang kerap dialami oleh kaum hawa.
“Semoga perjalanannya mengingatkan kita untuk selalu memendam rasa ingin tahu, mencari kebenaran, dan menantang ketidakadilan yang mungkin tersembunyi dalam “seharusnya” dan “harus” yang kita dengar hari ini. :)” tutup Maudy.
(Martin Bagya Kertiyasa)