Daun pisang disebutkan berguna untuk menambahkan aroma sedap dari makanan yang ia masak itu.
Kemudian, untuk minuman yang tersedia ada air mineral, es jeruk segar, teh tawar, teh manis, hingga kopi renceng yang bisa melegakan tenggorokan dan menambah stamina untuk berkendara di jalan.
“Hari-hari biasa kami bisa menjual lebih dari 100 porsi per hari. Akan tetapi kalau puasa, porsi banyak terjual, cuma lebih sepi. Baru membeludak lagi begitu Lebaran. Kalau untuk omzet, kurang lebih sama,” ujarnya.
Seorang pemudik, Zainudin, yang pulang ke Cirebon dari arah Bekasi, membawa tujuh anggota keluarganya langsung ke kedai Mi Koclok Panjunan, hanya untuk berbuka puasa bersama dengan mi itu.
Kata Zainudin, anak-anaknya amat lahap memakan sepiring mi ditambah dengan dinginnya es teh manis dalam ukuran segelas sedang. Ia mengaku puas, makanan yang ia pilih sebagai hidangan utama untuk berbuka memenuhi harapannya dari perjalanan yang panjang.
Istrinya, Hana, membenarkan kalau delapan anggota keluarganya itu menyantap mi koclok habis tak bersisa. Ia bahkan membungkus lebih banyak mi untuk dibawa pulang ke rumah orang tuanya.
Pengunjung yang berasal dari Jakarta, Ifa, malah mengaku kaget. Di pikirannya, Mi Koclok Panjunan tidak memiliki tekstur kuah yang kental.
“Kalau lihat di Google, itu kan kayak cuma kuah putih biasa ya. Tahunya pas sampai ke sini gurih banget dan itu kental. Kental banget (kuahnya),” ujar Ifa.
Berbeda dengan pengunjung lainnya, Saras, yang mengatakan kuah kental dari Mi Koclok Panjunan mengingatkannya pada makanan khas negeri Cina yakni nasi hotpot, yang juga memiliki kuah kental di atasnya.
“Akan tetapi, yang ini rasanya lebih gurih, kayaknya karena rebusannya ya, dan ia enggak mencair kuahnya, tetap kental,” kata Saras.
Kuliner sambil belajar
Saras yang merupakan fresh graduate tersebut, mencurahkan isi hatinya bahwa singgah ke Kota Cirebon merupakan keputusan yang tepat. Jika ia tidak berkunjung ke Mi Koclok Panjungan, ia tidak akan bisa merasakan sensasi dari tenangnya suasana desa yang sempat menjadi lokasi strategis bangsa Arab untuk berdagang sembari menyiarkan agama Islam itu.
Memang pemilik Mi Koclok Panjunan, selain piawai membuat kuliner terenak di Kota Cirebon, juga cerdas menentukan titik kedai berdiri.