MASYARAKAT suku Tengger selalu memakai sarung dalam beraktivitas sehari-hari. Fungsi sarung tersebut tidak hanya sebagai tren atau melindungi diri dari hawa dingin, namun juga sebagai identitas.
Jika berkunjung ke Bromo sering kita melihat masyarakat Tengger menggunakan sarung. Baik laki-laki atau perempuan, tua dan muda, menggunakan sarung yang disampirkan ke tubuhnya. Hawa dingin Gunung Bromo bukan satu-satunya alasan masyarakat Tengger menggunakan sarung.
Ternyata ada alasan khusus yang mendasari, masyarakat Tengger menggunakan sarung. Berikut alasan mengapa suku Tengger selalu memakai sarung.
Masyarakat Tengger atau suku Tengger banyak mendiami Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Desa Argosari memiliki cuaca yang sangat ekstrem. Berada pada ketinggian 2.000 mdpl membuat desa ini terasa sangat dingin.
Bahkan, suhu desa dapat mencapai 5 derajat celsius pada malam hari. Tak heran, saat berkunjung banyak masyarakat Tengger yang menggunakan sarung.
Tapi ternyata, sarung bukan sekadar untuk menghalau rasa dingin. Sarung memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Tengger. Menurut penuturan warga Tengger, sarung sudah menjadi sebuah identitas.