Buka Puasa, Konsultan Gizi: Jangan Langsung Makan Durian!
SAAT berbuka puasa secara umum kita membayangkan makanan dan minuman yang manis dan sensasi segar. Dibalik itu, perlu diperhatikan asupan agar aman saat perut kosong.
Perut kosong efek dari puasa yang tak makan dan minuman sekitar 18 jam lamanya. Mifta Novikasari, S.P. M.K.M Konsultan Gizi menyarankan agar kita tidak langsung konsumsi berat, melainkan air minum (air putih).
Kemudian, dilanjutkan dengan asupan manis seperti kurma atau buah-buahan. Bahkan ia juga mengatakan bisa minum susu juga baik disaat berbuka puasa.
"Yang pertama minum air, air putih dulu ya kemudian seperti yang disunnahkan boleh pakai kurma ya kurma. Boleh juga pakai buah buah jangan yang durian ya. Boleh pepaya melon atau buah naga, atau minum susu juga boleh," jelas Novi kepada MNC Portal dalam Acara Kebaikan Susu di Bulan Ramadhan bersama Frisian Flag.
Mengapa Susu?
Novi menjelaskan bahwa manfaat susu sangat baik untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Sebab susu sumber protein hewani, bisa dikonsumsi saat berbuka puasa.
Bahaya Sering Minum Kopi Susu dan Nasi Padang, Kena Penyakit Tidak Menular!
Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung walaupun kondisi Covid-19 lebih baik, susu juga berperan penting bisa bantu jaga sistem imun selama beraktivitas.
BACA JUGA:
"Masuk ke dalam protein yang merupakan protein hewani juga memberikan sumber energi dan untuk daya tahan tubuh. Apalagi tadi disampaikan bahwa pandemi itu sudah membaik tapi tetap harus menjaga daya tahan tubuh, apalagi pada puasa ini," ujar Novi
"Kita kan berkurang jam makannya dan tetap beraktivitas kita harus menjaga daya tahan tubuh dan susu ini bisa bantu menjaga sistem imun kita," imbuhnya
Sekadar informasi, melansir dari Healthline susu adalah sumber vitamin dan mineral yang sangat baik. Ini menyediakan potasium, B12, kalsium dan vitamin D, yang kurang dalam banyak makanan serta sumber protein.
"Protein diperlukan untuk banyak fungsi vital dalam tubuh Anda, termasuk pertumbuhan dan perkembangan, perbaikan sel, dan pengaturan sistem kekebalan tubuh," keterangan dalam website.
(Dyah Ratna Meta Novia)
