ANAK-ANAK perlu mengenal serta mencoba hal baru, seperti puasa di bulan Ramadhan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan agar para orangtua tidak memaksa anak-anaknya untuk berpuasa.
Menurut Ketua IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) secara umum anak yang baru mengenal puasa bisa dilatih setengah hari. Alias puasa dengan berbuka dua kali di waktu Dzuhur dan Maghrib.
Namun, ia menegaskan untuk disesuaikan kembali dengan kemampuan anak-anak dan tidak ada unsur paksaan.
"Iya sekuatnya saja. Jangan terlalu sebentar atau terlalu lama, ayo kita buka puasa jam 8 pagi itu terlalu cepat. Mungkin sampai dzuhur deh buat anak TK atau SD kekuatannya," jelas dr Piprim dalam Media Briefing 'Puasa pada Anak' secara online.
Sehubungan dengan ini, anak berpuasa dipastikan aman oleh dr Piprim. Sebab secara fisik, katanya sudah sanggup berpuasa bahkan sejak usia bayi.
"Jadi anak sehat itu aman berpuasa saya katakan, bahkan sejak lahir sudah kuat berpuasa, tapi lihat asupan cairan dan kalori dalam tubuh selama 24 jam anak," ungkapnya
BACA JUGA:
Namun, kembali lagi harus memastikan kondisi anak dalam keadaan sehat. Menurutnya ada kondisi tertentu anak tidak dianjurkan berpuasa yaitu sakit malnutrisi atau Kekurangan gizi, Kanker, TBC, dan penyakit kronis lainnya.
BACA JUGA:
Kemudian, anak dengan diabetes melitus (DM) kata dr Piprim bisa melakukan puasa Ramadan. Dengan syarat harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.