SETIDAKNYA terdapat 5 negara yang hanya menerima turis berduit atau berkantong tebal saja. Pandemi Covid-19 telah membuat banyak negara mengalami berbagai macam permasalahan.
Untuk itu, seiring dengan pelonggarakan pembatasan perjalanan, sejumlah negara melakukan eksperimen dengan menerapkan berbagai aturan untuk memulihkan kondisi lingkungan dan kehidupan lokal.
Salah satu caranya adalah dengan mengurangi turis dan hanya menargetkan pada turis-turis kaya alias tajir saja.
Berikut 5 negara yang hanya menerima turis berduit saja seperti dikutip dari laman Euronews Travel.
1. Selandia Baru
Sejak Agustus 2022, Selandia Baru memberlakukan skema pemulihan di sektor pariwisata setelah pandemi dengan mengincar para turis berpenghasilan fantastis.

Selandia Baru (Foto: Instagram/@purenewzealand)
Bahkan Menteri Pariwisata, Stuart Nash dalam konferensi tahunan Dewan Ekspor Pariwisata Selandia Baru mengatakan jika turis yang dibutuhkan bukan yang naik van camping dan berkeliling negara dengan 10 dolar per hari maupun makan mie kering.
Sebaliknya, Nash ingin turis-turis yang menghabiskan banyak uang dan tinggal lebih lama di negara itu.
2. Kepulauan Cayman di Laut Karibia
Kepulauan Cayman di Laut Karibia merupakan destinasi wisata populer bagi kaum sultan. Untuk memulihkan citra kelas pariwisatanya pasca-pandemi, sejak 2020 pemerintah setempat mengeluarkan Global Citizen Concierge Program (GCCP).

Kepulauan Cayman (Foto: Instagram/@visitcaymanislands)
Program tersebut memberikan kesempatan bagi para pekerja jarak jauh (remote wroker) dengan penghasilan lebih dari USD100 ribu per tahun untuk tinggal di Kepulauan Cayman dan dapat mengajukan perpanjangan visa hingga dua tahun dengan biaya sebesar USD1.469 atau sekitar Rp21 jutaan.
3. Indonesia
Tanah Air juga menjadi salah satu negara yang terbuka pada turis-turis berdompet sultan. Ini terjadi sejak September 2021 dimana saat itu Indonesia telah menjadi salah satu negara pencari turis berkualitas pasca-pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
“Kami akan membidik pariwisata berkualitas di Bali, jadi kami tidak akan mengizinkan backpacker masuk setelah rencana pembukaan kembali untuk pelancong internasional resmi diberlakukan dalam waktu dekat,"
4. Thailand
Thailand dikenal sebagai destinasi wisata yang cukup murah. Namun, pasca-pandemi sektor pariwisata Thailand memberlakukan skema karantina mahal bagi para mengunjung.
Hal ini dilakukan untuk meruntuhkan citra Thailand sebagai surganya para backpacker. Untuk melakukan hal tersebut, pemerintah setempat meminta hotel dan bisnis lain tidak memberikan potongan harga pada para wisatawan.
“Kita tidak bisa membiarkan orang datang ke Thailand dan berkata karena murah,” ujar Anutin Charnvirakul Wakil Perdana Menteri Thailand dalam sebuah acara pariwisata pada Juli 2022.
Phuket, Thailand (Foto: TripAdvisor)
5. Fiji
Selama pandemi melanda dunia, Fiji menjadi salah satu tempat tujuan para miliarder untuk beristirahat. Lalu pada Juni 2020 Fiji mengeluarkan ‘Blue Lanes) atau jalur biru khusus untuk kapal pesiar yang ingin melarikan diri dari pandemi.
Frank Bainimarama selaku Perdana Menteri Fiji pada saat itu menuliskan sebuah tweet di media sosial Twitter yang berisi undangan bagi para milyuner untuk datang ke Fiji dengan jet pribadi dan menyewa pulau mereka sendiri.
(Rizka Diputra)