Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengapa Eropa Tidak Punya Banyak Gedung Tinggi Seperti di Asia dan Amerika?

Asthesia Dhea Cantika , Jurnalis-Kamis, 30 Maret 2023 |16:01 WIB
Mengapa Eropa Tidak Punya Banyak Gedung Tinggi Seperti di Asia dan Amerika?
Pemandangan Paris, salah satu kota besar di Eropa. (Foto: iStock)
A
A
A

ALASAN mengapa di Eropa tidak banyak gedung-gedung tinggi seperti di Asia dan Amerika memang menarik untuk dibahas. Benua Biru kerap kali menjadi salah satu destinasi wajib bagi traveler yang senang pergi keluar negara.

Tampak di sebagian besar negara Eropa menjadikan bangunan tinggi sebagai ikon. Mulai dari menara Pisa, Menara Eiffel, dan lain-lainnya.

Namun, pada kenyataannya gedung tinggi alias pencakar langit di Benua Biru tak sebanyak di Asia maupun Amerika.

Menurut Sky Scraper Center, 10 negara teratas yang menjadi pemilik pencakar langit tertinggi adalah negara dari Asia dan Amerika.

Bahkan dalam daftar tersebut, negara Eropa baru ada di peringkat ke-18 yang diduduki oleh Rusia. Yang mengejutkan lagi, negara Beruang Merah ini hanya memiliki 7 pencakar langit yang tingginya lebih dari 300 meter.

Lantas, apa alasan gedung tinggi di Benua Biru tak sebanyak Asia dan Amerika?

Simak alasannya berikut ini melansir dari TB1M.

Mengapa di Eropa Tidak Banyak Gedung-gedung Tinggi Seperti di Asia dan Amerika?

Perlu diketahui pada abad ke-19 di masa gedung pencakar langit pertama kali terkenal di wilayah Chicago dan New York, di Eropa telah berdiri kokoh gedung-gedung bersejarah yang megah dan ruang publik yang menyisakan sedikit ruang untuk struktur baru yang besar.

Pada masa itu, sebagian besar kota-kota di Eropa juga memiliki zonasi yang lebih merata dan tidak menghadapi permintaan ruang bertingkat di distrik-distrik utama yang umumnya mendorong pembangunan gedung tinggi.

Paham akan gedung bersejarah dan memiliki nilai seni bertahan hingga tahun 1960-an setelah Perang Dunia Kedua. Di kawasan Brussel sendiri yang sempat terdampak dibangun ulang kawasan landmark dengan gaya lebih modern.

Akan tetapi menyadari kerusakan yang dilakukan oleh pembangunan kembali tanpa pandang bulu ini terhadap kota, banyak tokoh dan arsitek terkemuka menciptakan istilah "Brusselisasi" dan melobi untuk memperkenalkan aturan perencanaan baru.

Ilustrasi

Peraturan ini secara signifikan membatasi skala bangunan baru dan mengharuskan fasad bersejarah dipulihkan dan dimasukkan ke dalam perkembangan baru, melestarikan struktur budaya kota.

Alhasil, ketidaksukaan terhadap bangunan modern di seluruh Eropa dengan banyak yang melihatnya sebagai gedung hambar atau tidak berjiwa. Inilah yang menyebabkan bangunan pencakar langit di Eropa tak sebanyak di Asia dan Amerika.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement