Sementara itu, Kementerian Perindustrian juga melakukan strategi dalam pengembangan industri alat kesehatan. Salah satunya menyederhanakan sistem dan proses perizinan, sistem data dan informasi terintegrasi industri alkes, penggunaan produk dalam negeri melalui e-catalogue, mendorong dan mengembangkan R&D alkes, serta memfasilitasi pengembangan industri alkes.
Staf Ahli Menteri, Kementerian Perindustrian RI, Andi Rizaldi menuturkan, industri farmasi nasional saat ini telah menguasai supply produk obat sekitar 89 persen secara volume, dengan kapasitas produksi yang masih idle sekitar 35 persen. Namun, lebih besar dari 90 persen bahan baku obat (aktif dan penolong) yang digunakan oleh industri farmasi nasional masih diimpor.
Dia menyebutkan, beberapa obat yang masih perlu diimpor seperti obat-obat yang masih dalam masa paten, berbagai jenis produk biologi, dan obat-obat dengan bentuk dosis yang spesifik seperti aerosol inhaler, atau pen insulin,” papar Andi.
(Helmi Ade Saputra)