Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisruh Soal Stroke Telinga karena Cuitan Komedian, Para Dokter Indonesia Buka Suara

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Kamis, 09 Maret 2023 |12:45 WIB
Kisruh Soal Stroke Telinga karena Cuitan Komedian, Para Dokter Indonesia Buka Suara
kisruh soal stroke telinga, (Foto: Freepik)
A
A
A

CUITAN komedian Kiky Saputri terkait diagnosa stroke telinga yang dialamatkan pada mertuanya, tengah ramai jadi buah bibir di media sosial.

Bermula dari cuitan Kiky Saputri merespons cuitan di akun Twitter resmi Presiden Joko Widodo yang menyebut begitu banyak uang yang mengalir ke negara tetangga, karena masyarakat Indonesia memilih untuk berobat ke luar negeri.

Dalam pernyataannya, Kiky mengisahkan sang mertua pernah didiagnosa stroke kuping, yang saat diperiksa kembali oleh salah satu dokter di Singapura, kondisi yang dialami orang tua suaminya tersebut hanyalah flu.

"Mertua saya didiagnosa stroke kuping, karena tiba-tiba pendengarannya terganggu. Disuntik dalamnya, malah makin parah pendengarannya. Akhirnya ke rumah sakit Singapura dan diketawain sama dokternya, mana ada stroke kuping. Itu cuma flu, jadinya bindeng ke telinga dan sekarang sudah sembuh. Kocak kan?" bunyi cuitan lengkap Kiky di akun @kikysaputri

Cuitan viral Kiky yang sudah dilihat sekitar 4,5juta pengguna Twiiter dan dibagikan ulang kurang lebih oleh 9,4 ribu akun tersebut pun akhirnya menuai respon dari para dokter di Indonesia.

Lewat akun Twitternya, komika tersebut mengunggah beberapa tanggapan dokter yang merespons cuitan miliknya. Salah satunya datang dari dr. Yusuf SpOG, lewat akun laman Instagram, dr. Yusuf menilai sang komika harus terlebih dahulu memastikan kondisi yang dialami oleh mertuanya tersebut kepada dokter yang merawat, sebelum melontarkan yang ia nilai cukup frontal.

 BACA JUGA:

"Buat Kiky Saputri, sebelum buat komentar frontal, sebaiknya kamu tanya dulu ke dokter mertua kamu, apa benar itu ada stroke telinga, atau jangan-jangan pemahaman kamu dan keluarga yang minim terkait masalah telinga mertua. Sehingga menyampaikan ke rumah sakit di Singapura jadi nyeleneh?,” komentar dr. Yusuf

“Asal kamu tahu saja ya, sampai detik ini saya baru dengar ada stroke telinga. Dengan kamu melakukan ini, artinya kamu mengeluarkan fitnah ke dokter sebelumnya, karena saya yakin bukan stroke telinga maksudnya,” tambahnya.

Dokter Yusuf menegaskan, bahwasanya dokter di Singapura bukanlah dokter sempurna tanpa cela.

“Dokter Singapura bukan dewa dan dokter di Indonesia tidak lebih inferior dari mereka. Terkesan bagi saya dokter di Singapura suka menertawakan kita, orang Indonesia termasuk dokternya, agar pasien-pasien Indonesia tetap berobat ke mereka dan itu adalah sumber devisa mereka. Mereka enggak akan pernah mengakui kalau dokter di Indonesia juga banyak yang berkualitas,” jelas dr. Yusuf lagi panjang lebar.

Terakhir, ia juga mengingatkan sang komedian untuk banyak mencari tahu terlebih dahulu sebelum mengeluarkan pernyataan, terutama di sosial media.

“Sekali lagi, tabayyun dulu sebelum gerakkan jempol, ya, Kiky Saputri,” pungkas dr. Yusuf

Respon lain datang juga dari dokter spesialis mata, Dokter Ferdiriva Hamzah, Sp.M(K) yang merupakan dokter spesialis mata. Lewat akun Twitter miliknya, @ferdiriva , ia menegaskan secara medis memang stroke telinga itu ada.

"Gak kocak juga, Ki. Emang ada kok stroke telinga. Cuma second opinion kan hak pasien, ya. Silahkan saja kalau mau ke dokter lain, yang berobat ke Singapura hasilnya kurang baik dan akhirnya berobat ke Indonesia juga ada, kok,” tulisnya.

Selain itu, ada juga Dokter Tirta yang ikut berkomentar. Ia menilai, apa yang disampaikan Kiky Saputri sebijaknya bisa menjadi bahan evaluasi untuk para dokter, tidak terkecuali dirinya sendiri untuk memberikan pelayanan yang lebih baik ke pasien dan masyarakat.

"Justru apa yang disampaikan Mbak Kiky ini, harusnya kita jadikan ini sebagai autokritik (kritik kepada diri sendiri, termasuk saya sendiri). Supaya saya tetap bisa menjaga kualitas komunikasi, edukasi, dan pelayanan,” kata dr. Tirta lewat akun Twitter miliknya, @tirta_cipeng

Klinisi atau non klinisi, kita tetap harus rutin belajar. Tidak hanya belajar ilmu akademis jurnal medis, tapi juga belajar dari kritik dan saran pasien sebagai pengguna jasa kedokteran atau kesehatan. Terima kasih kritikannya," tutupnya.

(Rizky Pradita Ananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement