Dukung Anak Bangsa Syuting di Tempat Wisata, Sandiaga: Terus Hasilkan Karya Terbaik!
MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekaf), Sandiaga Salahuddin Uno mendukung film buatan anak bangsa yang juga lokasi syutingnya berada di Indonesia.
Seperti halnya film 'Kun Ana Wa Anta', yang mana Geopark Ciletuh, Jawa Barat menjadi lokasi syutingnya. Hal ini juga sebagai upaya meningkatkan kualitas film nasional terutama bagi anak-anak.
Ia berharap keterlibatan semua elemen masyarakat untuk turut serta memperkuat khazanah budaya, kearifan tradisi, kebhinnekaan, religiusitas, persaudaraan antar umat, yang sepenuhnya merefleksikan wajah dan karakter bangsa Indonesia melalui produk kreatif film di tengah masyarakat.
"Kami terus men-support para pelaku ekonomi kreatif agar terus berkarya menghasilkan karya-karya terbaik. Sehingga film tidak hanya dapat memberikan keuntungan secara ekonomis, tetapi juga dapat memberikan kontribusi kepada agama, budaya, dan moral masyarakat," ujarnya dalam Weekly Press Brief with Sandi Uno secara virtual.
Sandiaga menyebut, selain pesan-pesan moral positif, ia juga ingin mengucapkan terima kasih karena telah membantu Kemenparekraf untuk mempromosikan tempat-tempat pariwisata indah.
Di mana dengan menjadikan beberapa tempat wisata seperti Geopark Ciletuh yang memiliki pemandangan jalan sangat indah, dan beberapa air terjun yang terdapat di dalam kawasan Geopark Ciletuh yang dijadikan lokasi shooting film tersebut.
Sementara itu, Executive Produser Film 'Kun Ana Wa Anta' Ustadz Eric Yusuf mengatakan, pihaknya ingin memberikan tontonan bagi masyarakat khususnya anak-anak yang selama ini jarang disuguhi film-film anak yang berkualitas.
"Kita berpikir film anak itu yang ada unsur super hero atau segala macamnya. Namun film yang kita hadirkan ini film yang memberikan nilai positif untuk anak," ujarnya.
Film 'Kun Ana Wa Anta' sendiri akan tayang pada 9 Maret 2023 menitikberatkan pesan moral kepada para penonton untuk mencintai dan melindungi sesama makhluk ciptaan tuhan. Tetapi tetap dibalurkan dengan cerita-cerita dan pengetahuan seputar agama dan keberagaman latar belakang suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) masyarakat Indonesia.
(Rizka Diputra)
