JEPANG memiliki beragam festival unik. Salah satunya Akutai Matsuri, festival yang mengharuskan pesertanya memaki. Apa tujuannya?
Akutai Matsuri merupakan festival budaya tahunan yang identik dengan nyanyian "wasshoi" dan "soiya". Uniknya, nyanyian yang sering terdengar di festival ini diganti dengan kata-kata makian.
Dalam bahasa Inggris, Akutai diartikan sebagai bahasa kasar. Sementara itu, menurut pengetahuan, festival di Kasama, Prefektur Ibaraki ini dimulai pada pertengahan Periode Edo (1603-1868) sebagai cara untuk menangkal kejahatan dan mengeluarkan hal-hal yang menyesakkan dada.
Seiring berjalannya waktu, festival ini berkembang menjadi pelampiasan stres bagi para peserta.
Melansir dari Japan Times, dalam prosesnya, festival Akutai ini dimulai pada pukul 13.30 saat 13 pendeta dari Kuil Atago berpakaian putih mulai mendaki Gunung Atago setinggi 306 meter. Sedangkan para peserta yang mengikuti mereka bebas melontarkan hinaan.
Meski bebas melontarkan hinaan, para peserta dilarang untuk mengarahkannya kepada tengu, sejenis goblin yang dianggap sebagai pembawa pesan ilahi.
Dalam perjalanan mereka, ketiga belas pendeta itu akan mampir di 16 hokora (kuil kecil) untuk mempersembahkan satu set jimat keberuntungan untuk kesehatan dan keselamatan.
Uniknya, jimat tersebut tak akan bertahan di altar sebab peserta berebut untuk memilikinya.
Festival Akutai ini akan berakhir di Kuil Atago dengan taburan kue beras dan tas makanan ringan sekitar pukul 15:30. Setelah itu, festival ini akan dilanjutkan dengan upacara penutupan dengan meneriakkan “bakayaro” sebanyak tiga kali.