CUACA ekstrem masih berlangsung, hujan badai sering tiba-tiba terjadi. Di tengah cuaca tak menentu, kasus leptospirosis atau kencing tikus di Indonesia makin marak.
Bahkan jumlah tertinggi ada di Jawa Tengah (Jateng) sebanyak 111 kasus.

Sementara untuk DKI Jakarta, kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, belum ada laporan untuk kasus leptospirosis.
"Jawa Tengah ada 111 kasus dan 18 meninggal, Jawa Barat 9 kasus dan meninggal 2, DIY ada 86 kasus dan 12 kematian, serta Sulsel kasus 4 kematian 0," ungkap dr Nadia kepada MNC Portal, Rabu (1/3/2023).
"DKI belum ada sampai saat ini, karena ini berdasarkan laporan dari Provinsi saja," jelas dr Nadia .
Sebelumnya, kasus leptospirosis menjadi sorotan karena ditemukan 6 kasus kematian di Bantul, Yogyakarta.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul Abednego Dani Nugroho mengatakan, jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding dengan tahun lalu.
Pada tahun 2022, hanya aja 4 kasus kematian akibat Leptospirosis. Sehingga selama kurun bulan Januari hingga pertengahan bulan Februari ini sudah ada 37 kasus Leptospirosis. Ia mencatat, di Januari ada 29 kasus dan Februari sampai tanggal 20 kemarin ada 8 kasus Leptospirosis.
BACA JUGA:4 Cara Cegah Leptospirosis, Penyakit Rawan Menyerang di Cuaca Ekstrem
"Paling banyak temuan di Kapanewon Kasihan dengan jumlah 10 kasus, Kapanewon Pandak 6 kasus. Kemudian Kapanewon Bambanglipuro dan Bantul masing-masing 4 kasus, Sewon 3 kasus dan kapanewon lain rata-rata satu kasus," kata dia.
Lalu apa saja gejala leptospirosis?
Gejala penyakit leptospirosis yang dapat dirasakan oleh pasien yang terjangkit, di antaranya adalah:
1. Demam Mendadak
2. Lemah
3. Mata merah
4. Kekuningan pada kulit
5. Sakit kepala
6. Nyeri otot betis.
(Dyah Ratna Meta Novia)