Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum angkat suara terkait masalah rendahnya cakupan vaksinasi yang terjadi di suatu desa yang berlokasi di Kabupaten Garut sebagai salah satu dalang munculnya beberapa kasus difteri.
Kecilnya cakupan imunisasi ini, disebut-sebut salah satunya dipicu karena keyakinan bahwasanya vaksinasi itu bertentangan dengan agama. Dengan gamblang Wagub Uu Ruzhanul meminta para tokoh masyarakat di desa-desa, termasuk tokoh agama untuk tak mengeluarkan larangan orang tua terkait vaksinasi anak.
Ia juga sangat meminta masyarakat percaya akan vaksin difteri yang diberikan oleh pemerintah.
"Saya berharap masyarakat percaya sama kami, pemerintah,” kata Wagub Uu, kala diwawancara awak media, Senin (27/2/2023).
Ia menegaskan, langkah dari pemerintah semuanya untuk kebaikan masyarakat, termasuk untuk segi kesehatan. Bukan sebaliknya.
“Tak ada keputusan pemerintah yang tidak baik untuk kemaslahatan, keputusan bidang kesehatan masyarakat pembangunan ataupun pendidikan," sambungnya.
(Foto: Dok Pemprov Jabar)
Menurut Uu, keputusan pemerintah memberikan vaksin difteri ini semata-mata hanya bertujuan agar kelompok anak-anak jangan sampai tertular penyakit infeksi dari virus yang sangat menular tersebut.
"Tidak ada kebijakan (yang dibuat) tidak baik untuk masyarakat, karena kami disumpah untuk kesehatan, keadilan dan lainnya. Jangan ada prasangka tidak baik ke kami, termasuk vaksin," tegas Wagub.
Sebelumnya, dilaporkan tujuh orang kelompok usia anak di Desa Sukahurip, Kabupaten Garut diduga meninggal karena terinfeksi penyakit difteri.
Dewi Ambarwati, selaku Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar menyebut merebaknya kasus difteri di desa tersebut dikarenakan masih rendahnya cakupan pemberian imunisasi.
"Desa ini (Sukahurip) maaf sekali, dalam tiga tahun terakhir cakupan imunisasinya sangat rendah sekali karena alasan agama," ucap Dewi kala itu.
Maka dari itu, ungkap Dewi, saat ini pemerintah setempat terus menggenjot upaya imunisasi di desa tersebut, dengan pendekatan bersama tokoh masyarakat sekitar. Sebab, sejatinya kasus difteri hingga merenggut korban jiwa ini, tidak perlu terjadi karena penyakit infeksi ini bisa dicegah dengan imunisasi.
BACA JUGA:Garut KLB Difteri, Kemenkes Ungkap Upaya Lanjutan untuk Cegah Penyakit Menyebar Luas
"Karena, penyakit ini bisa dicegah dengan pemberian imunisasi difteri sesuai dengan jadwal. Contohnya, saat anak usia di bawah 11 bulan, kemudian nanti pada saat umur 2 tahun, dan nanti saat usia SD (sekolah dasar) imunisasi anak itu harus diulang lagi," jelas Dewi.
(Rizky Pradita Ananda)