Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Puluhan Pesawat Terbang Berderetan di Langit Turki, Imbas Perang Rusia vs Ukraina

Sri Latifah Nasution , Jurnalis-Kamis, 23 Februari 2023 |18:00 WIB
Puluhan Pesawat Terbang Berderetan di Langit Turki, Imbas Perang Rusia vs Ukraina
Ilustrasi real time pesawat terbang di langit Turki berdasarkan pantauan FlightRadar24. (Foto: Twitter @flightradar24)
A
A
A

LANGIT Turki di padati pesawat terbang imbas perang Rusia versus UkraBACA JUGA:Batal Mendarat karena Pemadaman Listrik, Pesawat Ini Berputar-putar 16 Jam Tanpa Arahina. Banyak pesawat komersil tidak berani terbang di atas wilayah udara negara yang sedang bertikai dan mengalihkan penerbangan ke udara Turki.

Pelacak penerbangan FlightRadar24 membagikan ilustrasi real-time dari hampir 50 pesawat yang terbang berderet memanjang membentuk ‘garis Conga’ di langit Turki pada Rabu 22 Februari 2023.

Melansir dari News.com.au, Kamis (23/2/2023), dalam ilustrasi dari FlightRadar24, terlihat kebanyakan pesawat terbang melewati Turki, sementara area Suriah terpantau kosong. Di sisi lain, hanya ada beberapa pesawat yang melintas di langit Irak utara.

“Garis Conga di atas Turki,” tulis pelacak penerbangan tersebut.

Di wilayah Rusia juga hanya ada sedikit penerbangan. Namun, ini dikarenakan pelarangan lintas udara bagi operator Barat pada hari-hari awal perang.

 

“Bagi mereka yang bertanya-tanya mengapa daerah ini begitu sibuk, penerbangan dari Eropa ke Timur Tengah atau Asia Tenggara idealnya melewati Ukraina,” tulis RadarFlight24.

“Contohnya adalah rute Great Circle antara Luxembourg dan Singapura dibanding rencana penerbangan CV 4102.”

 BACA JUGA:Ngamuk di Pesawat, Wanita Ini Nekat Buka Pakaian lalu Pamer Aurat dan Gigit Pramugari

Sebagian besar pengalihan rute tersebut disebabkan karena Ukraina yang menutup wilayah udaranya pada hari pertama invasi, dengan alasan risiko tinggi terhadap keselamatan penerbangan. Bukan hanya Ukraina, Moldova juga ikut menutup wilayah udaranya, begitu pun sebagian Belarusia.

Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) juga berpendapat sama seperti Ukraina. Mereka mengatakan terlalu berbahaya untuk melakukan penerbangan sipil di area konflik. “Ada risiko penargetan yang disengaja dan kesalahan identifikasi pesawat sipil,” kata regulator EASA.

“Kemungkinan penggunaan berbagai sistem peperangan darat dan udara menimbulkan risiko tinggi bagi penerbangan sipil yang beroperasi di semua ketinggian dan tingkat penerbangan.”

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement