Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bukan Cuma Sakit Kepala, Ini Gejala yang Bisa Timbul dari Pendarahan di Selaput Otak

Pradita Ananda , Jurnalis-Selasa, 21 Februari 2023 |11:36 WIB
Bukan Cuma Sakit Kepala, Ini Gejala yang Bisa Timbul dari Pendarahan di Selaput Otak
pendarahan di selaput otak, (Foto: Freepik)
A
A
A

PENYIAR radio dan presenter kondang, Iwet Ramadhan diketahui baru saja mengalami pendarahan di selaput otak.

Mengalami pendarahan di selaput otak, lewat akun Instagram pribadinya, pria berusia 41 tahun tersebut menuturkan dirinya harus menjalani operasi.

“Pendarahan di selaput otak dan harus ditindak malam itu juga. Dokter datang, gue dijelasin lalu diminta puasa. Keluarga datang, jam 19:30 tindakan,” cerita Iwet, dikutip dari akun Instagram “iwetramadhan”, Selasa (21/2/2023).

Untungnya operasi yang dijalani Iwet selama kurang lebih 1,5 jam bisa berjalan lancar dan ia bisa langsung siuman.

Kronologi awalnya, Iwet mengaku dirinya terus mengalami sakit kepala secara terus menerus, ditambah dengan tubuhnya yang melemah. Sakit kepala yang tak kunjung sembuh tersebut, membuat dirinya memutuskan untuk minum obat parasetamol siang dan malam.

“Sudah sakit kepala lebih dari 3 minggu, contantly on paracetamol day and night. Sampai puncaknya 14 Februari, badan sebelah kiri melemah drastis (kayak ubur-ubur) dan sakit kepalanya semakin hebat,” kata Iwet.

Secara medis, pendarahan di selaput otak seperti yang dialami Iwet disebut sebagai subdural hematoma (perdarahan subdural), yaitu perdarahan yang terjadi di antara selaput otak lapisan luar dan selaput otak lapisan tengah, dikutip dari laman resmi Rumah Sakit Mitra Keluarga.

Selaput otak manusia sendiri diketahui terbagi dalam 3 lapisan, yaitu lapisan luar yang yang disebut duramater, arachnoid (lapisan tengah), dan lapisan dalam atau piamater.

Gejala dan tanda yang ditimbulkan dari perdarahan subdural, atau pendarahan di selaput otak ini bukan hanya sakit kepala yang tak kunjung sembuh seperti yang dialami Iwet Ramadhan.

Melansir My Cleveland Clinic, Selasa (21/2/2023) ada beberapa gejala dan tanda dari perdarahan subdural, seperti mulai dari merasa kebingungan dan mengantuk, mual dan muntah, bicara jadi cadel dan perubahan penglihatan, pusing, kehilangan keseimbangan, sulit berjalan.

Tak hanya itu, satu sisi tubuh terasa lemah, kehilangan memori, disorientasi, dan perubahan kepribadian (khususnya pada orang usia paruh baya dengan hematoma subdural kronis), hingga membesarnya kepala bayi yang tengkorak lunaknya bisa membesar saat darah terkumpul.

Gejala-gejala di atas, bisa berkembang lebih lanjut jadi gejala yang lebih serius. Ketika pendarahan berlanjut dan tekanan di otak meningkat, di situasi seperti ini seseorang bisa mengalami kejang, kelumpuhan, masalah di pernapasannya, hingga kehilangan kesadaran dan koma.

 BACA JUGA:Seberapa Cepat Gejala Demensia Frontotemporal Bisa Muncul?

BACA JUGA:6 Jenis Kanker Anak Lengkap dengan Gejalanya, Orangtua Wajib Tahu!

(Rizky Pradita Ananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement