3. Bantalan kuku bengkak: Sering-sering cek tampilan kuku, karena bisa sering menunjukkan tanda-tanda infeksi. Contohnya, bantalan kuku yang bengkak, merah atau terasa sakit di pangkal kuku atau di kaki. “Jika ternyata Anda rentan mengalami infeksi kuku berulang atau infeksi jamur kuku, pastikan segera periksa kadar gula darah dan mencari penanganan medis yang tepat,” saran dr. Sarah
4. Kuku tipis: Beberapa saraf terpanjang tubuh, dari otak menuju ke jari kaki dan jika seseorang mengalami kerusakan saraf, makanya kaki jadi kurang terasa. Ini kemungkinan akan meningkatkan risiko trauma kaki, karena secara tidak sengaja menginjak benda-benda dan merusak kuku kaki. Ketika sirkulasi darah di sekitar kaki berkurang, inilah yang memicu kuku menjadi tipis dan lebih mudah pecah atau patah. “Saat kuku rusak, jadi lebih rentan terkena infeksi dari kotoran atau kelembapan,” kata dr. Sarah
5. Lebih tebal di ujungnya: Dokter Sarah mengungkap, infeksi jamur bisa menyebabkan kuku jadi lebih tebal di bagian ujungnya. Lalu secara bertahap infeksinya bisa menyebar di kuku, kemudian menyebabkannya menjadi tebal dan rapuh. Ketika sudah tahap ini, kuku lebih rentan menjadi tajam, patah dan menyebabkan kerusakan pada jari kaki lainnya.
"Perubahan kuku ini bisa terjadi dengan sendirinya, atau saat mencoba memotong kuku yang menebal pada penderita diabetes. dalam setiap kejadian bisa berubah menjadi borok di kaki,” jelas dr. Sarah
Disarankan, jika memang sudah didiagnosis diabetes, disarankan mengenali tanda-tanda kerusakan saraf atau masalah sirkulasi sejak dini. Sebab ini adalah kunci untuk menghindari komplikasi berikutnya, misalnya terjadinya borok kaki atau infeksi yang bisa mengakibatkan dampak fatal seperti amputasi.
(Rizky Pradita Ananda)